%0 Thesis %9 Masters %A JOELISMANSYAH, Lc, NIM : 18205010069 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PI %D 2021 %F digilib:45353 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Memori Kolektif, Konflik, Aceh, Gerakan Aceh Merdeka, Etnis Jawa %P 120 %T MEMORI KOLEKTIF KONFLIK GAM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP RELASI ETNIS ACEH-JAWA DI KOTA BANDA ACEH %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45353/ %X Konflik Aceh antara GAM dan Pemerintah Pusat hingga kini masih menyisakan residu, salah satunya ingatan konflik yang kemudian menjadi ingatan sosial atau ingatan kolektif. memori kolektif tersebut secara lansung atau tidak telah mempengaruhi hubungan sosial antara masyarakat Aceh dengan Pemerintah Pusat yang kemudian termanifestasikan dalam wujud etnis Jawa. Hal tersebut dapat terkontruksi oleh berbagai sebab dan muncul beberapa implikasi yang menarik untuk diteliti. Penelitian dengan judul “Memori Kolektif Konflik GAM dan Implikasinya terhadap Relasi Etnis Aceh-Jawa di Kota Banda”, memiliki dua pertanyaan, yaitu bagaimana ingatan kolektif terkontruksi dan apa implikasi dari terkontruksinya memori kolektif pasca konflik GAM di Aceh terhadap relasinya dengan Etnis Jawa. Proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan focus group discussion. Data yang telah berhasil dikumpul akan melewati proses analisis data yang meliputi creadibilty, transferability, dependability dan confirmability agar data yang disajikan dapat dipercaya. Kemudian untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan teori memori kolektif Maurice Halbwacs dan teori memori kolektif Jan dan Alleida Assman untuk mengetahui proses terbentuknya ingatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang meyebabkan terkontruksinya memori kolektif masyarakat Kota Banda Aceh, antara lain dengan ketersediaan bukti-bukti fisik seperti gambar, bangunan, monumen dan begitu juga media non-fisik seperti hikayat atau cerita yang tersalurkan melalui oral dari masyarakat yang pernah merasakan konflik. Adapun implikasi yang dirasakan terbagi menjadi dua aspek, positif dan negatif. Pada aspek positif masyarakat Aceh mampu memaknai konflik sebagai reflektor masa lalu yang layak dijadikan pembelajaran sosial dan pada aspek negatif terdapat steorotip yang berkembang ditengah-tengah masyarakat Banda Aceh yang diakibatkan oleh kurangnya pengalaman dan pengetahuan masyarakat yang berprasangka terhadap masyarakat etnis Jawa. %Z Dr. Ahmad Salehudin, M.A