@mastersthesis{digilib45370, month = {January}, title = {SUBJECTIVE WELL-BEING MAHASISWA PENYANDANG DISABILITAS DI BULUKUMBA SULAWESI SELATAN}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18200010186 Sumarni}, year = {2021}, note = {Pembimbing : Zulkipli Lessy, Ph.D.}, keywords = {Subjective Well-Being, Mahasiswa, Penyandang Disabilitas.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45370/}, abstract = {Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana mahasiswa penyandang disabilitas mempunyai kestabilan rasa kebahagiaan dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu juga untuk mengetahui strategi apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa penyandang disabilitas agar bisa hidup well-being. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan data analisis deskriptif yang diperoleh melalui hasil observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah enam mahasiswa penyandang disabilitas tunadaksa, seorang tunanetra, serta ketua komunitas penyandang disabilitas Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat subjective well-being seseorang dapat dilihat dari beberapa dimensi seperti menerima keadaan diri, berdamai dengan diri sendiri, dan mengatur emosi yang akan membawa ketenangan tersendiri pada mahasiswa penyandang disabilitas. Semakin mereka menerima segala kekurangan dan menyadari tentang takdir yang sudah ditentukan maka mahasiswa penyandang disabilitas akan mampu mengontrol emosi negatifnya, sehingga dampak positif akan meningkat. Selain itu, mereka juga memiliki tujuan hidup dimana para mahasiswa penyandang disabilitas memiliki motivasi untuk mencapai impian dan cita-cita mereka. Dapat dilihat melalui aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari, di mana subjek mulai mandiri, tidak bergantung pada orangtua mereka ataupun orang lain. Strategi yang dilakukan oleh mahasiswa penyandang disabilitas agar bisa well being: (1) Bergabung dengan komunitas juga mampu membawa mereka untuk selalu optimis, percaya diri, dan memiliki tujuan hidup, ikhlas, dan bersyukur. (2) Dukungan sosial, keluarga, teman-teman kampus dan masyarakat merupakan salah satu faktor yang juga menentukan kebahagiaan, karena dukungan mereka mampu membangkitkan semangat hidup. (3) Mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa juga merupakan faktor penting agar mahasiswa penyandang disabilitas mampu well-being. (4) Menyibukkan diri di kampus untuk melakukan hal-hal positif dan menggali potensi mereka.} }