relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45515/ title: KARAKTERISTIK UMAT NABI MUHAMMAD SAW DALAM QS. AL-FATḤ [48] : 29 PERSPEKTIF MA’NĀ-CUM-MAGHZĀ creator: Maula Sari, NIM: 18205010108 subject: Qur'an Hadis description: Para Mufassir selama ini memahami bahwa kata Asyiddāu ‘ala al-kuffār bermakna keras terhadap orang-orang kafir, dan Ruhamāu Bainahum mengharuskan bersikap lemah lembut terhadap sesama muslim. Sehingga ayat ini seringkali dijadikan landasan legitimasi dan apologi (pembelaan) tindakan kekerasan terhadap antar agama yang dapat menimbulkan bahan pemicu berbagai tindakan yang dapat menghilangkan keharmonisan hubungan antar umat beragama. Mufassir pra-modern hingga modern kontemporer umumnya menafsirkan ayat ini sebagaimana bunyi teks ayat dan hadis dengan menggunakan manhaj penafsiran bi al-ma'ṡūr (merujuk pada riwayat-riwayat) untuk menentukan makna. Pembacaan yang demikian baru sampai pada makna historis (al-ma’nā al-tārīkhi), lebih jauh belum melihat kepada signifikansi fenomenal historis (al-maghzā al-tārīkhī) serta signifikansi fenomenal dinamis (al-maghzā al-mutaharrik). Dari uraian diatas, penulis ingin menjawab reinterpretasi ayat al-Qur’an pada QS.al-Fatḥ [48]: 29 dengan pendekatan Ma’nā Cum Maghzā dan implikasi penafsiran dengan pendekatan Ma’nā-Cum-Maghzā dalam konteks kekinian. Oleh karenanya penulis menggunakan pendekatan Ma’nā-Cum-Maghzā untuk mendapatkan makna dan signifikansi historis kemudian mengembangkannya menjadi signifikansi dinamis (kekinian). Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan cara memaparkan dan menganalisis. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa renterpretasi ayat ini dalam pendekatan Ma’nā-Cum-Maghzā ialah Makna historis (al-ma’nā al-tārīkhi) ayat ini tidak berbicara pada konteks perdamaian dan kehidupan sehari-hari, melainkan saat terjadinya peperangan. Di era abad ke-7 M, kuffar dimaknai dengan kekufuran dan bentuk kedurhakaan. Sedangkan era Madinah, barulah dimaknai dengan non-muslim.fenomenal historis (al-maghzā al-tārīkhī) yaitu: 1) toleransi agama, 2) nilai humanis, 3) Islam inklusif (moderat), 4) esensi dakwah 5) upaya menanam kebaikan. Implikasi penafsiran Ma’nā-Cum-Maghzā ialah dengan melihat signifikansi fenomenal dinamis (al-maghzā al-mutaharrik) merupakan kategori nilai Fundamental Vealues (nilai-nilai kemanusiaan) dan nilai Protectional Values (nilai-nilai perlindungan), dan Instructional Values ( nilai-nilai intruksi). Tujuan QS. Al-Fatḥ [48] : 29 adalah ḥifẓu ad-dīn (menjaga agama), dan ḥifz al-nafs (menjaga diri) sebuah perlindungan dalam masyarakat dalam upaya tindak kejahatan dari orang-orang non-muslim agar tidak menghalangi kegiatan beribadah umat Islam. Kontribusi dalam penelitian ini ialah dapat lebih memahami dan saling toleransi terhadap keberagaman yang ada, dan tidak melakukan sikap deksriminasi terhadap siapapun baik itu dalam beragama,dan berbangsa bernegara. date: 2021-03-16 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45515/1/18205010108_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45515/2/18205010108_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: Maula Sari, NIM: 18205010108 (2021) KARAKTERISTIK UMAT NABI MUHAMMAD SAW DALAM QS. AL-FATḤ [48] : 29 PERSPEKTIF MA’NĀ-CUM-MAGHZĀ. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.