@mastersthesis{digilib45530, month = {March}, title = {AGAMA DAN SUNGAI PADA MASYARAKAT DAYAK NGAJU KETIMPUN}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM: 19200013016 Noorhidayah, S.H.}, year = {2021}, note = {Ahmad Rafiq, S.Ag., M.Ag., M.A, PH.D}, keywords = {Dayak Ngaju Islam, Konversi, Sungai, dan Krisis Ekologi.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45530/}, abstract = {Tesis ini menguji asumsi umum tentang keterkaitan manusia terhadap alam dan keyakinan khususnya di masyarakat Dayak Ngaju Petuk Ketimpun Palangka Raya. Sebelum masyarakat Dayak Ngaju berkonversi kepada Islam, relasi mereka terhadap alam telah mempengaruhi berbagai aspek keagamaan yang mereka anut. Alam menjadi determinan yang kuat membentuk karakter ritual, doktrin, dan cara pandang mereka terhadap dunia. Alam yang dimaksud di sini secara eksplisit di masyarakat Dayak Ngaju Islam Petuk Ketimpun adalah sungai Rungan sebab sungai Rungan berperan besar dalam membangun imajinasi kolektif terhadap identitas sosial-keagamaan, kesatuan perasaan religius, serta dalam rangka membaca fenomena kosmik terkait agama. Meskipun demikian, hubungan ini kemudian ditantang oleh berbagai faktor eksternal yang membawa mereka menghadapi krisis-krisis diberbagai aspek baik krisis ekonomi, spiritualitas, ekologi, budaya hukum, dan politik kepemilikan sungai akibat kedatangan modernisasi dan apapun yang menyertainya. Berangkat dari ketertarikan penulis untuk menganalisis lebih jauh bagaimana masyarakat Dayak Ngaju Ketimpun bertahan dalam berbagai pergulatan panjang tersebut penelitian ini akan menyuguhkan tiga pertanyaan besar yaitu: Bagaimana keyakinan awal masyarakat Dayak Ngaju terhadap agama asli dan relasinya terhadap alam utamanya sungai. Dan bagaimana dialektika yang terjadi pada masyarakat Dayak Ngaju dan sungai Rungan berhadapan dengan krisis multidimensi. Terakhir bagaimana konspesi dan identitas masyarakat Dayak Ngaju dan sungai Rungan pasca konversi terhadap Islam Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yang menggunakan metode ethnografi di mana karakteristik sosio-kultural secara deskriptif diuraikan untuk mendapatkan sudut pandang dari para subjek penelitian melalui kerangka teori yang telah dibangun. Penelitian ini juga memadukan pendekatan antropologi ekologi dan agama yang berangkat dari semangat penelitian yang bersifat interdisipliner. Adapun untuk menjawab tiga pertanyaan sebelumnya yang menjadi acuan dalam tesis ini kurang lebih tiga teori digunakan secara sistematis sebagai pisau analisisnya yaitu teori cultural ecology, the production of space, dan religion as cultural system. Adapun temuan dari penelitian ini adalah: pertama, sungai memainkan peran yang signifikan tidak hanya mempengaruhi aspek sosial-historis tetapi juga berbagai lini keagamaan yang dianut oleh Masyarakat Dayak Ngaju. Kedua, sungai dan dimensi keruangannya selalu dikontestasikan, direpresentasikan, dan dipersepsikan oleh berbagai kepentingan problematis hingga memunculkan berbagai masalah dan krisis multidimensi representasional. Ketiga, agama selama ini termasuk Islam yang belakangan mereka anut kemudian membantu mereka mengkristalisasi norma sosial, budaya hukum, juga ketahanan eksistensi sungai dalam relasi seimbangnya pada mereka atau secara singkat disebut teologi pembebasan.} }