%0 Thesis %9 Masters %A Kholilur Rohman, NIM.: 16205010080 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2020 %F digilib:45675 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Nubuwwah; lembaga dakwah; tradisi asyura %P 155 %T SYIAH DI KOTA PEKALONGAN (STUDI PENDEKATAN TEOLOGIS-HISTORIS) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45675/ %X Syiah di Indonesia saat ini mulai menunjukkan eksistensinya, puncaknya adalah pasca orde baru (1966-1998 M) yang ditandai dengan lahirnya organisasi-organisasi besar yang selevel NU dan Muhammadiyah seperti IJABI, OASE dan ABI. Kesuksesan Syiah tampil di publik setidaknya karena dua faktor, yaitu meletusnya Revolusi Iran dan penyebaran ajaran Syiah di Indonesia. Penelitian Zulkifli mengklasifikasikan poros-poros sentral penyebaran Syiah di Jawa yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jawa Barat di Jakarta dan Bandung, Jawa Tengah di Pekalongan dan Jawa Timur di Pasuruan. Dalam penelitian ini akan dijelaskan tentang Syiah di Kota Pekalongan. Fokus penelitian dalam tesis ini adalah melihat bagaimana konsep teologi syiah di Kota Pekalongan. Peneliti berasusmsi bahwa telah terjadi perubahan teologi Syiah sehingga keberadaanya tetap bertahan sampai sekarang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif (lapangan) dan mengunakan analisis diskriptif, yaitu menggambarkan bagaimana sejarah masuknya Syiah di Kota Pekalongan dan gambaran teologi syiah di Kota Pekalongan pada saat ini dengan melihat beberapa aspek, yaitu sejarah masuk dan kondisi sosial daerah sekitarnya. Data primer dalam penelitian ini adalah wawancara dan pengamatan di lapangan. Sedangkan data sekunder adalah merujuk pada buku, jurnal/artikel dan penelitian-penelitian sebelumnya yang masih terkait dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syiah pertama kali masuk di Kota Pekalongan dibawa oleh Ahmad Barghbah yaitu alumni Universitas Hauzatul Ilm Qum, Iran pada sekitar tahun 1984 M. Teologi Syiah di Kota Pekalongan dapat dikerucutkan menjadi 3 bagian, yaitu Ketuhanan, Keadilan Tuhan dan Hari Akhir. Syiah di Kota Pekalongan telah mengalami perubahan dan penyesuaian konsep teologi namun tidak sampai pada ranah yang esensial. Dalam hal marja’ dan konsep imamah misalnya terjadi penyesuaian yang disesuaikan dengan konteks keindonesiaan. Dalam ranah taqiyah kelompok Syiah sudah tidak menggunakanya lagi karena keberadaanya di Indonesia sudah aman dan diakui negara. Dalam ranah fiqih mereka tetap menggunakan konsep fiqihnya, ini yang biasanya menimbulkan konflik, namun hanya terbatas pada perdebatan saja. Perubahan dan penyesuaian konsep teologi tersebut pada hakikatnya adalah sebuah upaya kelompok Syiah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam di Kota Pekalongan. %Z Pembimbing: Dr. H. Zuhri, M.Ag,