@mastersthesis{digilib45881, month = {August}, title = {RESILIENSI EKS RESIDEN NAPZA DARI PANTI REHABILITASI PONDOK TETIRAH DZIKIR YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18200010002 Ina Ambar Wati}, year = {2020}, note = {Pembimbing : Dr. Nurus Sa?adah, S.Psi., M.Si., Psi}, keywords = {Resiliensi, eks residen NAPZA, Tetirah Dzikir.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45881/}, abstract = {Penyalahgunaan NAPZA masih menjadi permasalahan yang kompleks dan tingginya kasus relapse menunjukkan bahwa penanggulangan kasus NAPZA belum dapat terselesaikan secara optimal. Menariknya terdapat orang-orang yang berhasil memperoleh kesembuhan, tidak relapse, berprestasi dan dapat bersosialisasi kembali di keluarga maupun masyarakat, pencapaian tersebut dipengaruhi oleh resiliensi yakni kemampuan bertahan dalam kondisi yang sulit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemudian mendeskripsikan proses pembentukan resiliensi yang diperoleh para eks residen NAPZA dari Panti Rehabilitasi Pondok Tetirah Dzikir Yogyakarta. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori dari Paterson dan Kelleher dengan fase resiliensi yakni deteriorating, adapting, recovering, growing dan sumber resiliensi dari Grotberg dengan three sources of resilience yakni i have (external supports), i am (internal supports), dan i can (interpersonal and problem-solving skill). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi, untuk menghasilkan data deskriptif berkaitan dengan pemaknaan terhadap suatu fenomena yang didapatkan melalui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah empat eks residen NAPZA. Teknik analisis data dengan menggunakan empat tahap yakni tahap: awal, horizonalization, cluster of meaning dan deskripsi esensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembentukan resiliensi yang diperoleh keempat eks residen NAPZA melalui empat fase dalam resiliensi meliputi deteriorating, adapting, recovering dan growing. Fase resiliensi dapat diperoleh karena adanya faktor pendukung/faktor protektif untuk mengatasi faktor penghambat/faktor risiko dalam kondisi yang menekan dengan adanya tiga sumber resiliensi yakni i have, i am dan i can. I have adalah kekuatan yang diperoleh dari luar individu, baik dari orang tua, keluarga, teman maupun lingkungan. I am merupakan kekuatan yang diperoleh dari dalam diri individu meliputi perasaan, sikap dan keyakinan pribadi. Adapun i can merupakan kemampuan sosial dan interpersonal individu. Faktor protektif tersebut dapat menjadikan para eks residen NAPZA memperoleh kondisi resilient, terbebas dari NAPZA, mampu beradaptasi dengan keadaan, dan berprestasi berdasarkan kemampuan yang dimiliki serta dapat mengambil pelajaran dari pengalaman hidup yang dialami.} }