@mastersthesis{digilib45882, month = {August}, title = {RU`YATULLAH MENURUT AL-BAIDAWI DALAM ANWAR AT-TANZIL WA ASRAR AT-TA`WIL (TINJAUAN TEORI NAZM ?ABD AL-QAHIR AL-JURJANI)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18200010082 M. Kamalul Fikri}, year = {2020}, note = {Pembimbing : Mohammad Yunus, Lc., MA., Ph.D}, keywords = {Tafsir, Ru`Yatull{\=a}h, Na{\d z}m, I?j{\=a}z, Al-Bai{\d d}{\=a}w{\=i}, Dan Al-Jurj{\=a}n{\=i}.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45882/}, abstract = {Tesis ini membahas penafsiran al-Bai{\d d}{\=a}w{\=i} terkait ayat-ayat ru?yatull{\=a}h dilihat dari teori na{\d z}m al-Jurj{\=a}n{\=i}. Tulisan ini berangkat dari persoalan kecenderungan takwil dalam pembacaan ayat-ayat yang mengandung pembahasan topik teologi, atau yang membiarkan ayat-ayat tersebut berbunyi secara literal. Setelah dirunut, cara pemaknaan terhadap ayat-ayat ru?yatull{\=a}h ini, atau secara umum ayat yang menyinggung topik teologi, secara tidak langsung juga memiliki kaitan dengan cara pandang masing-masing terhadap i?j{\=a}z al-Qur?an dan posisi lafal-makna dalam teks. Penelitian ini memberi sumbangan pada kajian seputar ru?yatull{\=a}h dan kedudukan makna. Peneliti menggunakan metode deskriptif analitis terhadap data-data tentang latar (setting) historis dan pemikiran al-Bai{\d d}{\=a}w{\=i} serta al-Jurj{\=a}n{\=i}, untuk dilihat peran dan hubungan gagasan keduanya, baik secara teori maupun praktik. Kesimpulan tesis ini menunjukkan bahwa, pertama, al-Bai{\d d}{\=a}w{\=i} dalam menafsirkan ayat-ayat ru?yatull{\=a}h tidak terpaku dengan makna literal ayat. Al- Bai{\d d}{\=a}w{\=i} memerhatikan hubungan lafal-lafal ayat dalam memilih makna, sebagaimana yang ditekankan oleh al-Jurj{\=a}n{\=i} ketika ia berbicara mengenai na{\d z}m dan makna. Kedua, meskipun penafsiran al-Bai{\d d}{\=a}w{\=i} kental dengan nuansa teologi, tetapi ia dapat dikatakan tidak memaksakan pemaknaan atas ayat hingga keluar jauh dari kesan makna literal. Ia memerhatikan hubungan tiap indikator dalam memahami ayat, sebagaimana al-Jurj{\=a}n{\=i} yang melihat peran keterkaitan antarindikator dalam na{\d z}m pada proses memahami teks. Ketiga, perhatian al- Bai{\d d}{\=a}w{\=i} pada kaidah bahasa atau ma?{\=a}n{\=i} an-na{\d h}w juga menjadi media untuk mengakomodasi pembacaannya atas ayat yang secara literal menolak ru`yatull{\=a}h. Baginya, meskipun ada ayat yang secara literal tampak menegaskan kemustahilan ru`yatull{\=a}h, tetapi ada potensi makna yang lebih dalam, bila kedudukan lafal- makna serta kaidah bahasa diperhatikan dalam proses memahami ayat, sehingga pembacaan yang menerima ru`yatull{\=a}h bisa masuk pada ayat tersebut. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh keyakinan Asy?ariyah, mazhab yang didukung al- Bai{\d d}{\=a}w{\=i} dan al-Jurj{\=a}n{\=i}, terkait i?j{\=a}z dan eksistensi kal{\=a}m nafs{\=i} yang mendahului kalam laf{\d z}{\=i}} }