%A - Abd. Faiz Aziz %T Paradigma dan Teori Sosiologi Agama dari Sekuler ke Pos-Sekuler %X Agama pernah diramalkan hilang dengan sendirinya karena hanya suatu pantulan fantastis dari dunia nyata dalam pikiran-pikiran manusia (Godelier, 1967; Turner, 2010)), agama juga pernah dikatakan sebagai pemikiran filsuf liar pada peradaban primitif oleh E.B. Tylor (1958), agama acapkali dianggap sebagai biang konflik namun di sisi lain dipercaya membawa kedamaian. Polemik tentang keberagamaan di wilayah publik atau privat pun terus terjadi. Sebagian orang, bahkan umumnya dari kalangan akademisi menginginkan bahwa agama cukup pada wilayah privat, tetapi kenyataannya agama selalu hadir di ruang sosial. Tidaklah mungkin, agama yang berdimensi kolektif atau jam’aah ditarik ke wilayah privat. Agama selalu hangat didiskusikan tidak hanya di masjid dan gereja, namun juga di kampus, balai desa, di ladang persawahan, kafe, angkringan, bahkan di pasar-pasar tradisional. Itu membuktikan bahwa agama bagaimanapun selalu hadir di dunia sosial, di publik-bukan privat saja, selalu mewarnai interaksi sosial sehari-hari termasuk bagi mereka yang mengaku agnotis maupun ateis sekalipun. Pada titik itulah, maka perspektif Sosiologi akan selalu penting. Buku paradigma dan teori sosiologi agama ini menunjukkan bahwa umumnya paradigma yang terus berkembang dalam Sosiologi pun, selalu memberi tekanan pada kajian tentang agama. %K Sosilogi Agama; Sekuler; Pos Sekuler %D 2021 %C Yogyakarta %I SUKA-Press %L digilib46276