%0 Thesis %9 Skripsi %A Efendi, NIM.: 14520042 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2021 %F digilib:46344 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Spiritualitas; Pancer Ing Penjuru; Insan Kamil; Seni Islam %P 114 %T MAKNA SPIRITUAL DALAM SENI PERTUNJUKAN PANCER ING PENJURU KARYA TEATER ESKA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46344/ %X Spiritualitas merupakan aspek penting dalam kehidupan. Terutama ketika dewasa ini terjadi banyak fenomena kekeringan spiritual, yang menyebabkan terpisahnya manusia dari realitas kosmiknya. Penelitian ini mencoba menyelami makna spiritual dalam pertunjukan Pancer Ing Penjuru yang mengangkat bahwa kerusakan alam terjadi karena terpisahnya manusia dari sedulur papat, representasi dari realitas kosmik manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbaris penelitian lapangan (field research) dan menggunakan sumber data berupa hasil wawancara, dokumentasi arsip, serta tinjauan literature. Penelitian ini mengolah data dengan metode deskriptif dan analisis. Serta menggunakan teori Sayyed Hossein Nasr tentang seni dan spiritualitas Islam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, pertunjukan Pancer Ing Penjuru diciptakan dengan kesadaran kuat akan nilai spiritualitas Islam yang berakar pada pemikiran Sunan Kalijaga. Bahwa jagad cilik (mikrokosmos) dan jagad gede (makrokosmos) merupakan kesatuan kosmologis dan teologis, serta bahwa tujuan eksistensi manusia adalah sangkan paraning dumadi. Kedua, ditinjau dari konsep Nasr, sumber dan tujuan Pancer Ing Penjuru didasarkan pada suatu realitas kosmologi Islam. Dengan tujuan untuk mengingatkan bahwa relasi ekologis juga merupakan relasi yang bersifat transendental. Hal itu tercermin dari sakralisasi terhadap sedulur papat yang lantas menempatkan manusia untuk terus menerus diarahkan kepada Tuhan. Makna spiritual Pancer Ing Penjuru, melalui simbol-simbol artistiknya, menunjukkan bahwa alam semesta merupakan refleksi kualitas Ilahi. Pilihan bentuk artistiknya adalah simbol dari terhubungnya seluruh tingkat eksistensi kosmik dengan Yang Maha Esa. Kemudian, secara gagasan, Pancer Ing Penjuru menanamkan kesadaran bahwa manusia merupakan cermin yang memantulkan kualitas ketuhanan sekaligus bagian menyeluruh dari eksistensi kosmik sehingga dapat menyelaraskan hablumminallah, hablumminannas, dan hablumminalalam. Untuk mencapai kesadaran tersebut, perlu menempuh suluk sebagai aksi kontemplasi. yang melibatkan aspek-aspek seperti syuhud atau musyahadah (penglihatan), ta’amul (melihat dengan penuh perhatian), dan tafakur (meditasi). Kontemplasi tersebut akan menghapus kekeringan spiritual dan menjadikan manusia sebagai insan kamil. %Z Pembimbing: Dr. Ustadi Hamzah, S.Ag., M.Ag.