TY - THES N1 - Dr. H. Robby Habiba Abror, S. Ag, M.Hum ID - digilib46391 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46391/ A1 - Puput Dwi Lestari, NIM: 19205010047 Y1 - 2021/06/25/ N2 - Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan seputar bagaimana makna filosofis penguasaan diri (Self Mastery) dalam Serat Wedhatama ? bagaimana tahapan laku yang harus dijalani manusia (subjek) hingga sampai pada tahap penguasaan diri (Self Mastery) sehingga mampu menjadi manusia utama (janma utama) di dunia? dan bagaimana relevansi konsep penguasaan diri (Self Mastery ) dalam Serat Wedhatama ketika menghadapi masa krisis ? Dengan berusaha menjawab beberapa pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkap bagaimana tawaran wacana yang diberikan oleh serat Wedhatama mengenai laku olah diri (latihan diri ) guna membantu manusia mencapai kediriannya masih relevan guna menjawab berbagai persoalan zaman sekarang.Penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis dan dipandu dengan teori Technology of the Self dari Michel Foucault. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ?Diri? berarti ?Jiwa? dan mempunyai tiga arti : badan kasar, badan imateri dan diri spiritual. ?Diri? disini berarti totalitas dari eksistensi badan kasar, diri psikologis dan diri spiritual. Dan hal tersebut terbagi kedalam ?diri individu? dan ?diri universal?. ix Diri universal adalah diri yang ditinggikan. penguasaan diri (Self Mastery) yang dimaksud di dalam tesis ini adalah kemampuan manusia untuk dapat hidup tanpa kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan yang dicapai melalui latihan menguasai hawa nafsu (empat nafsu ? sedulur papat lima pancer) yang bersemayam didalam ?diri? (diri individu dan diri universal). Untuk mengatur hawa nafsu agar manusia dapat menguasai diri (self mastery) manusia harus senantiasa melakukan latihan fisik dan spiritual, caranya adalah dengan (a) Laku Raga, (b) Laku Cipta, (c) Laku Jiwa, (d) Laku Rasa. Praktik yang harus dilakukan manusia pada tahap ini berdasarkan teknologi diri Michel Foucault adalah menjalankan laku Askesis, premeditatio mallorum, dan gymnasia. (3) dan yang terakhir adalah konsep penguasaan diri (self mastery) dalam menjawab krisis pandemi (Covid 19) adalah bahwa serat Wedhatama memandang manusia sebagai makhluk kosmosentris. Manusia adalah sebagai bagian dari alam semesta dan harus menyempurnakan kehidupannya untuk mendapat hidayah dari Tuhan (Wahyuning Gusti Allah). Arti penting penguasaan diri terletak pada praktik latihan diri dalam rangka pembentukan diri di mana perubahan zaman telah memaksa manusia/subjek untuk mengevaluasi subjektivitasnya. Praktik perawatan diri (care of the self) harus dijalani oleh manusia dengan sebaik-baiknya guna mencapai penguasaan diri yang baik, karena dengan penguasaan diri yang baik individu akan mampu menjadi subjek yang kritis dan reflektif. Sosok manusia modern dalam serat Wedhatama adalah sosok yang selalu dapat diterima dan berdialog dengan alam dan sekitarnya serta mampu mempresentasikan keadaan yang ada dan merenungkan alam semesta. Dalam Serat Wedhatama manusia/subjek benar-benar diajarkan bagaimana menghilangkan atau melakukan terapi terhadap nafsu dunia. Yang dilakukan adalah dengan berdiam dalam keheningan dalam bahasa Wedhatama disebut laku tapa atau dalam bahasa Foucault disebut kontemplasi yang bentuknya dapat berupa meditasi , praktik kontemplasi yang dicontohkan Foucault diambil dari praktik kaum Stoics yang diberi nama Premeditatio Mallorum. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Serat Wedhatama KW - Penguasaan Diri (Self Mastery) KW - Askesis KW - Kemandirian Manusia KW - Manusia utama (janma utama). M1 - masters TI - LAKU PENGUASAAN DIRI (SELF MASTERY) DALAM SERAT WEDHATAMA AV - restricted EP - 184 ER -