TY - THES N1 - Dr. Ustadi Hamsah, S.Ag. M.Ag ID - digilib46456 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46456/ A1 - Diwa Inggit Pramahdiusni, NIM: 17105020043 Y1 - 2021/08/25/ N2 - Asal-usul perpaduan antara budaya Jawa Islam dengan kebudayaan Tionghoa masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat luas, khususnya oleh masyarakat yang berada di Yogyakarta. . Seperti akulturasi budaya yang terjadi pada Klenteng Poncowinatan ketika memasukan unsur-unsur kebudayaan Jawa pada setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan mengenai bagaimana sejarah dan filosofi kebudayaan Tumpeng pada perayaan Tahun Baru Imlek dan bagaimana prosesi perayaan Tahun Baru Imlek di Klenteng Poncowinatan pasca masuknya tradisi Tumpeng. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis data lapangan. Penelitian ini juga menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder dengan metode analisis deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah melalui penggunaan teknik wawancara dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan antropologis sebagai ruang lingkup penelitian. Analisis ini dilakukan dengan mendeskripsikan tentang ritual perayaan Tahun Baru Imlek yang kemudian dianalisis menggunakan teori Koentjaraningrat tentang Akulturasi Budaya. Hasil dari penelitian ini: 1) Tumpeng merupakan tradisi atau kebudayaan asli Jawa yang telah ada sejak masyarakat Jawa masih memeluk agama Kapitayan. Seiring berjalannya waktu, tradisi tumpeng mengalami perkembangan seperti ketika agama Hindu-Buddha dan agama Islam masuk ke Nusantara, yang kemudian memberikan pengaruh terhadap perwujudan dan pemaknaannya. 2) Prosesi perayaan Tahun Baru Imlek di Klenteng Poncowinatan memiliki cara dan ciri khas tersendiri yang kurang lebih sekitar 20 tahun lamanya. Perayaan Tahun Baru Imlek selalu menyertakan akulturasi budaya antara kebudayaan Tionghoa dengan kebudayaan Jawa. 3) Tradisi tumpeng yang hadir pada perayaan Tahun Baru Imlek terjadi karena memiliki keseragaman nilai dan syarat fungsi yang sama. Kedua faktor tersebut menjadikan akulturasi budaya di Klenteng Poncowintan dapat terjadi. 4) Jenis akulturasi budaya pada perayaan Tahun Baru Imlek tercipta dengan cara memadukan kedua unsur kebudayan. Akulturasi budaya ini juga berlangsung dengan tidak menciptakan perubahan struktural terhadap perayaan Tahun Baru Imlek. 5) Reaksi masyarakat khususnya umat Konghucu terhadap tradisi tumpeng yang masuk kedalam prosesi ritual Tahun Baru Imlek sangatlah terbuka dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat yang beribadah di Klenteng Poncowinaan. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Tumpeng KW - Akulturasi Budaya KW - Tahun Baru M1 - skripsi TI - AKULTURASI BUDAYA: Tradisi Tumpeng dalam Perayaan Tahun Baru Imlek di Klenteng Poncowinatan Yogyakarta AV - restricted EP - 103 ER -