%0 Thesis %9 Skripsi %A Mohammad Chaudi Al Anshori, NIM. 17105030008 %B FAKULTAS USHULUDDIN %D 2021 %F digilib:46491 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Sosiolinguistik, Hierarki Bahasa Jawa, Al-Ibrῑz %P 228 %T ANALISIS SOSIOLINGUISTIK PADA POLARISASI HIERARKI BAHASA JAWA DALAM TAFSIR AL-IBRĪZ LI-MA’RIFAH TAFSĪR AL-QUR`ĀN AL-‘AZĪZ KARYA K.H. BISRI MUSTHAFA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46491/ %X Penelitian ini membahas polarisasi hierarki bahasa Jawa dalam tafsir Al-Ibrῑz. Fokus pembahasan penelitian ini adalah pemilihan hierarki bahasa Bisri Musthafa dalam ayat dialog malaikat dan manusia. Secara praktis, penelitian ini bisa dipandang sebagai kontra-argumen terhadap naskah akademis karya Ridhoul Wahidi yang membahas hierarki bahasa dalam tafsir Al-Ibrῑz. Penjelasan Wahidi terhadap motif pemilihan hierarki bahasa Bisri Musthafa menurut peneliti terkesan cukup apologetik dan tidak disertai dengan data yang kuat. Penelitian ini berusaha untuk memberikan data dan atau argumen yang lain tentang motif pemilihan bahasa Bisri Musthafa. Dalam menganalisisi data, peneliti menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Pendekatan ini penting untuk melihat bagaimana hubungan bahasa dengan konteks sosio-religius yang ada di sekitar tafsir Al-Ibrῑz. Peneliti membawa asumsi bahwa bahasa Jawa yang digunakan dalam tafsir Al-Ibrīz telah diarahkan oleh hal-hal tertentu yang bisa jadi berada dalam wilayah benak peneliti (personal), termasuk teologi peneliti, atau audiens sasaran (sosial), termasuk norma kebahasaan yang harus diikuti, yaitu hierarki bahasa Jawa. Untuk membuktikan hal tersebut, penelitian ini mengajukan dua pertanyaan, yaitu bagaimana polarisasi hierarki bahasa dalam ayat-ayat yang berisi dialog malaikat dan manusia dalam tafsir Al-Ibrīz? dan bagaimana pengaruh teologi terhadap polarisasi tersebut? Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa polarisasi hierarki bahasa Jawa dalam tafsir Al-Ibrῑz dipengaruhi oleh konteks sosio-religius mufasir. Bisri Musthafa yang memiliki latar belakang sosial sebagai orang Jawa pesisir, lebih khusus dalam lingkungan pesantren, menulis sebuah tafsir dengan menggunakan bahasa Jawa. Ia menggunakan satu aturan dalam bahasa Jawa, yaitu unggah-ungguh bahasa untuk menunjukkan hierarki kemuliaan makhluk. Pilihan hierarki bahasa yang ia gunakan dalam menggambarkan dialog malaikat dan manusia dipengaruhi oleh konteks/fungsi sosial yang ada dalam dialog tersebut, serta persepsi Bisri Musthafa tentang hierarki kemuliaan malaikat dan manusia, yang dalam hal ini dipengaruhi oleh susunan hierarki kemuliaan makhluk (tafāḍul-l-makhlūqāt). Penelitian ini setidaknya menunjukkan beberapa faktor penentu yang mempengaruhi sebuah tafsir, yang dalam konteks ini masuk pada kategori terjemah pinggiran (gloss). Faktor pertama adalah bahasa asli, yaitu bahasa Arab. Kita juga bisa tambahkan di sini analisis kebahasaan (tafsīr/taḥlīl lughawī) baik sederhana maupun kompleks. Faktor kedua adalah bahasa target, dalam hal ini adalah unggah-ungguh bahasa Jawa. Faktor ketiga adalah konteks sosio-religius. Dalam hal ini, Bisri Musthafa mempertimbangkan konteks/fungsi sosial dalam dialog tersebut, serta susunan hierarki kemuliaan makhluk (tafāḍul-l-makhlūqāt) untuk menentukan level bahasa yang digunakan oleh malaikat dan manusia. Ini tergambar dalam diksi representasi dan tuturan tiap tokoh. Faktor keempat adalah faktor lain yang mungkin menginterupsi atau melakukan interferensi pada tuturan yang muncul. Dalam kasus ini, faktor lain tersebut adalah terjemah interlinear dan bahasa lisan. %Z Dr. K.H. Ahmad Baidowi, S.Ag., M.Si