%0 Thesis %9 Masters %A Mubtadiatul Khusna, NIM.: 18201020016 %B FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA %D 2021 %F digilib:46502 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Madrasah, Mamba‟ul Ulum, Dusun Manding %P 148 %T PERKEMBANGAN MADRASAH DINIYAH MAMBA’UL ULUM DUSUN MANDING, DESA BETAK, KECAMATAN KALIDAWIR, KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR TAHUN 1965-2019 M %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46502/ %X Madrasah Diniyah Mamba‟ul Ulum di Desa Betak merupakan madrasah pertama sehingga menjadi sentral penyebaran dan pendalaman agama Islam untuk anak-anak yang disebut dengan santri. Madrasah ini berdiri pada tahun 1917 M hingga sekarang. Dalam perjalanannya, madrasah ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan dengan mengikuti perkembangan zaman. Meskipun melakukan perubahan, ciri khas madrasah seperti metode sorogan dan bandogan, rujukan kitab-kitab kuning, bahkan tradisi madrasah tentang sopan dan santun terhadap Kiai dan pengajar tetap dipertahankan. Madrasah Diniyah Mamba‟ul Ulum mampu menuju pada standar ideal sehingga mampu bertahan di tengah maraknya pondok pesantren yang juga menawarkan sekolah formal. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dan menggunakan teori model tingkat perkembangan menurut Neil J. Smelser. Teori ini menuntun peneliti untuk menulis perkembangan Madrasah Diniyah Mamba‟ul Ulum yang meliputi faktor berdiri, gambaran madrasah diniyah dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi dan kontribusinya. Metode yang digunakan adalah mentode sejarah yang memiliki empat tahap yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Terdapat beberapa faktor yang melatar belakangi berdirinya madrasah, pertama yaitu faktor agama dan faktor sosial-budaya. Madrasah Diniyah Mamba‟ul Ulum masa perintisan dipimpin oleh Mbah H. Yusuf dan Mbah H. Dhofir dengan sistem pendidikan yang masih sederhana. Periode perkembangan teradi pada masa Mbah H. Ijudin. Madrasah telah memiliki tingkatan jenjang Ibtida’iyah dan Tsanawiyah. Selain itu terdapat mata pelajaran tambahan. Periode Mbah H. Hasyim, terjadi perubahan istilah tingkatan jenjang menjadi ‘Ula dan Wustha. Periode selanjutnya dipimpin oleh Bapak Ahmadi dan Bapak Ahmad Masrukin. Pada masa ini, keadaan Madrasah Diniyah Mamba‟ul Ulum menunjukkan standar ideal dengan memiliki visi dan misi, struktur kepengurusan yang rinci dan lengkap, pengajar dan siswa yang terdata dengan baik, serta mata pelajaran dengan dilengkapi sumber kitab kuning. Madrasah Diniyah Mamba‟ul Ulum telah memberikan kontribusi terhadap santrinya maupun masyarakat. Adanya madrasah ini, memberikan sarana kepada anak-anak untuk mendalami agama Islam dan membentuk pribadi yang memiliki akhlaq al karimah. Mereka mampu menjadi orang secara sosial dan agama yang baik karena santri merupakan pilar agama Islam %Z Pembimbing : Dr. Syamsul Arifin, S.Ag., M.Ag