@phdthesis{digilib4654, month = {June}, title = {KEDUDUKAN PENCATATAN PERKAWINAN DAN AKIBATNYA (STUDI KASUS DI KECAMATAN SAPTOSARI GUNUNGKIDUL)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { MUHAMMAD IQBAL - NIM. 94312251}, year = {2010}, note = {Pembimbing: 1. Drs. H.M.Thoha Abdurrahman 2. Drs. Kholid Zulfa, M.Si}, keywords = {pencatatan perkawinan, UU Perkawinan, KHI, isbat nikah, akta nikah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4654/}, abstract = { ABSTRAK UU No.1 tahun 1974 tidak memberikan alternative pemecahan bagi masalah pernikahan, demikian juga dengan PP no.9 tahun 1975. Pasal-pasal mengenai pencatatan perkawinan dan UU Perkawinan tidak memberikan jalan keluar yang pasti dan jelas. Di dalam KHI terdapat ketentuan mengenai isbat nikah bagi perkawinan yang tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah. Namun hal-hal yang dapat dijadikan sebagai sebab diajukannya isbat nikah ke Pengadilan Agama tidak mencantumkan kasus di atas sebagai salah satu alasan. Terlebih lagi belum ada penjelasan resmi pemerintah mengenai tata cara isbat nikah ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dan dalam pengumpulan data ada 3 tahapan yang dilakukan yaitu populasi dan sample, wawancara, dan dokumentasi. Sifat penelitiannya adalah deskriptif analitik, dan pendekatan yang digunakan adalah normative syar'i dan normative yuridis. Pengolahan data menggunakan metode induktif dan metode deduktif. Di wilayah Kecamaan Saptosari masih terdapat perkawinan tidak tercatat yang terjadi ketika Saptosari masih berada di bawah kecamatan Paliyan yaitu sekitar tahun 1975-1982. Perkawinan yang tidak tercatat disebabkan oleh kelalaian (kesalahan dan kesengajaan) oknum pegawai pencatat nikah dan masih kuragnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Saptosari akan hukum, baik hukum Islam maupun positif. Solusi yang ditawarkan oleh KUA dan PA Saptosari untuk memperoleh akta nikah hanya dengan meminta isbat nika di Pengadilan Agama. Pencatatan perkawinan tidak mempengaruhi keabsahan perkawinan. div } }