%0 Thesis %9 Skripsi %A Savira Amarrasuli, NIM.: 17107020007 %B FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA %D 2021 %F digilib:46684 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Salafi; Instagram; Tipologi Keagamaaan %P 91 %T EKSISTENSI GERAKAN SALAFI PADA EKSPRESI KEAGAMAAN GENERASI MUDA MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46684/ %X Penelitian ini mengambil topik penelitian yaitu mengenai ekspresi keagamaan dari kelompok salafi di media sosial. Ekspresi keagamaan dari kelompok salafi ini berupa corak-corak keagamaan dari akun-akun kelompok salafi yang ditampilkan di media sosial Instagram. Topik ini penting untuk dilakukan penelitian sebab diskursus keagamaan terutama untuk kelompok salafi tidak banyak terdapat penelitian. Selain itu, hal ini juga dapat memberikan pandangan bagi masyarakat mengenai eksistensi kelompok keagamaan salafi di media sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini didapatkan melalui media sosial dakwah salafi seperti @salaf.ittiba, @alfawaaidnet, @muslimbikerindonesia dan @muslimahsalafy. Dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi sosial oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan ekspresi keagamaandari kelompok salafi di media sosial. Perbedaan tersebut meliputi jenis unggahan, konten hingga strategi dakwah. Dari beberapa akun yang telah diteliti, penulis menemukan adanya perbedaan yaitu akun @muslimbikerindonesia menjadi akun yang cenderung lebih fleksibel baik dalam hal pemanfaatan fitur-fitur dalam Instagram hingga dalam strategi dakwah. Hal ini terlihat dari variasi unggahan dalam akun tersebut yang lebih beragam dan konten yang lebih mengakomodasi kebutuhan generasi muda. Sedangkan akun @alfawaaidnet memiliki karakteristik yang cenderung kurang fleksibel dan kurang akomodatif terhadap kebutuhan beragama para pemuda, hal ini penulis lihat dari kurangnya variasi dalam memanfaatkan fitur-fitur Instagram, konten, hingga strategi dakwah. Hal ini didasarkan pada pandangan keagamaan yang melandasi pengelolaan akun tersebut. %Z Pembimbin g: Achmad Zainal Arifin, M.A., Ph.D