TY - THES N1 - Pembimbing: 1. Prof. Drs. H. Zarkasyi Abdussalam 2. Drs. Kholid Zulfa, M.Si ID - digilib4678 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4678/ A1 - SAIFUL AKBAR - NIM. 97362911, Y1 - 2010/07/19/ N2 - Sebagai seorang yang tekstual Ibn Hazm tetap konsisten dengan pendiriannya yaitu dengan menafsirkan surat al-Baqarah ayat 228 apa adanya dengan tidak membatasinya pada kasus-kasus tertentu. Sementara itu Imam malik yang menetap di daerah Madinah (Hijaz) memahami ayat tersebut juga secara tekstual, dengan membatasinya dalam perkara-perkara yang berhubungan dengan kebendaan serta utang piutang. Dalam meletakkan pendapat di atas kedua tokoh telah melakukan proses pemikiran yang panjang dengan menggunakan metode istidlal atau kerangka fakir yang mereka anut. Oleh karena itu menarik untuk mencermati proses dialektika pemikiran mereka dan pengaruh factor intern maupun ekstern dalam mewarnai pendapat kedua tokoh tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah library research, sifat penelitiannya adalah deskriptif-analitik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan normative dan histories sosiologis. Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisis deduktif dan komparatif. Imam Malik menetapkan bahwa kesaksian wanita dapat diterima hanya dalam perkara-perkara yang berhubungan dengan utang piutang yang ditangguhkan dan kebendaan itupun harus dengan ketentuan 2:1. Selain itu Imam Malik juga menerima kesaksian wanita dalam perkara yang tidak dapat dilakukan oleh laki-laki seperti melihat aurat wanita dan aib-aib mereka. Sementara Ibn Hazm menggunakan metode ad-Dalil yaitu dalil yang diturunkan dari nass, Ibn Hazm membuat suatu generalisasi pemberlakuan formula 2:1 surat al-Baqarah ayat 282 sehingga dapat diterapkan pada semua kasus. Adapun yang mempengaruhi pemikiran mereka adalah adanya pengaruh factor internal dan eksternal (kecenderungan pribadi mereka dan kondisi sosiologis masyarakat tempat mereka hidup). Upaya Imam Malik maupun Ibn Hazm dalam menetapkan kedudukan wanita sebagai saksi tentunya merupakan bentuk dialektika antara pernyataan normative dan pernyataan kontekstual. div PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - wanita KW - persaksian KW - hukum Islam M1 - skripsi TI - KEDUDUKAN WANITA DALAM PERSAKSIAN (STUDI PEMIKIRAN IMAM MALIK DAN IBN HAZM) AV - restricted ER -