@article{digilib468, month = {July}, title = {ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP}, author = { EMIL SALIM }, publisher = {Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, year = {2008}, journal = {/Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 24 Th. 1980/}, keywords = {Islam, Lingkungan Hidup}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/468/}, abstract = {Manusia merupakan bagian dari segala hal yang ada dalam lingkungan hidup. Antara manusia dengan segala zat, unsur dan keadaan yang ada dalam lingkungan hidup terdapat hubungan timbal-balik sehingga membentuk suatu ekosistem. Hubungan timbal-balik antara manusia dan berbagai hal dalam ekosistem ini berada dalam suatu keseimbangan. Tetapi keadaan di didalam lingkungan senantiasa tumbuh mengganggu keseimbangan. Tetapi ekosistem ini mempunyai kemampuan untuk menemukan keseimbangannya kembali. Semula lingkungan hidup hanya mencakup lingkungan yang sudah ada secara ilmiah. Tetapi lambat-laun manusia memiliki kemampuan merubah keadaan lingkungan. Kota dibangun, sungai dibendung, hewan dijinak dan diternakkan, cara-cara pertanian memakai bahan kimia, dan lain-lain hal yang menimbulkan lingkungan hidup baru buatan manusia. Sementara itu manusia meningkat bertambah banyak. Hidup manusia semakin padat dalam ruang alam yang semakin sempit. Timbullah hubungan timbal-balik antara manusia dengan manusia yang lebih sering. Dan lahir pula masalah lingkungan hidup sosial yang tadinya belum dikenal. Kemampuan manusia merubah alam dan membuat hal-hal yang baru turut mempengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Apabila lingkungan hidup terganggu kesimbangannya maka timbul reaksi dan bangkitlah kekuatan-kekuatan balasan balik dari alam maupun dari manusia yang bisa melahirkan bencana. Tanah yang semulanya subur jika dikuras tanaman tiap-tiap taun tak henti-henti, lambat laun menjadi kurus dan tandus sehingga tidak bisa ditanam lagi. Keseimbangan alamiah dari tanah terganggu oleh tangan manusia yang menggarapnya secara berlebihan, sehingga terputus kemampuan tanah untuk berfungsi baik. b} }