%0 Thesis %9 Skripsi %A ZULFIKAR - NIM. 96512215 , %B Fakultas Ushuluddin %D 2010 %F digilib:4699 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K Epistemologi , Muhammad Abid al Jabiri , Nalar Arab %T KRITIK EPISTEMOLOGI NALAR ARAB MENURUT MUHAMMAD ABID AL JABIRI %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4699/ %X Selama ini sering dilontarkan satu asumsi bahwa persoalan Islam dan modernitas dalam pemikiran Arab modern dan kontemporer merupakan persoalan pilihan. Dalam pandangan Muhammad Abid al Jabiri (intelektual muslim masa kini) bahwa persoalan yang kita hadapi bukanlah perkara memilih akan tetapi persoalannya adalah keterbelahan atau ambiguitas dan ambivalensi. Muhammad Abid al Jabiri memunculkan gagasan ideal sebagai solusi alternatif , yaitu dengan jalan rasionalime dan semangat kritik dalam menghadapi pengaruh budaya Barat, perlunya independensi kita untuk membebaskan diri dari bertaklid ke masa lalu kita sendiri. Ini berarti kita harus terlibat masuk di dalamnya dalam suatu proses dialog yang kritis melalui pengkajian konteks historisitasnya, memahami prinsip dan dasar-dasar pemikirannya dalam konteks relativitas dan mengenal lebih jauh faktor-faktor kemajuannya, terutama factor rasionalisme dan semangat kritik. Menurut Muhammad Abid al Jabiri ini ada tiga struktur epistemologis nalar Arab yang dikritiknya yaitu : Bayani, Irfani, dan Burhani.Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, dan penelitian iniadalah penelitian filsafat model historis factual mengenai tokoh yaitu pemikiran Muhammad abid al Jabiri sebagai obyek materialnya, sedangkan konsep epistemology nalar Arabnya sebagai bagian dari seluruh kerangka pemikiran tersebut sebagai obyek formal. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Rasionalisme sebagai episteme bayani dihadapkan dengan irrasionalisme epistemology Irfani, dan menempatkan epistemology Burhani diantara keduanya. Struktur nalar yang mendominasi pemikiran Arab di masa modern tidak jauh dengan masa lalu, terutama dominasi Qiyas. Maka perubahan struktur nalar yang dilakukan adalah praksis rasionalisme kritis yang ditujukan pada tradisi yang mewarisi segenap otoritas berpikir dalam bentuk bangunan yang tidak sadar, yakni otoritas teks, otoritas masa lalu, dan otoritas qiyas. %Z Pembimbing: 1. Drs. Dr. H. M. Amin Abdullah 2. Drs. Muhammad Mansur, M.Ag.