TY - THES N1 - Pembimbing : Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., M.A. ID - digilib47489 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47489/ A1 - Ulinnuha, NIM.: 14540036 Y1 - 2021/08/27/ N2 - Pada umumnya bentuk ketidakadilan hanya terjadi pada wilayah keluarga heterogen yang korbannya cenderung pada perempuan, tetapi ketidakadilan tersebut juga bisa terjadi tidak hanya pada keluarga heterogen. Beberapa keluarga waria juga mengalami bentuk ketidakadilan yang korbannya adalah waria, seperti beban kerja berlipat, peminggiran pengakuan peran dalam ekonomi, serta stereotip bahwa waria memiliki kewajiban kerja pada ranah domestik. Waria sering kali diidentikkan dengan pekerja seks komersial, pelacuran jalanan, perilaku seks bebas. Tetapi, tidak semua waria memilih kehidupan yang demikian. Di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Kotagede terdapat waria yang membangun hubungan keluarga seatap bersama pasangannya (laki-laki tulen) selama bertahun-tahun. Mereka juga bekerja, melakukan hubungan seksual, dan mengerjakan pekerjaan domestik lumrah sebagaimana pasangan suami istri. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan metode analisis data kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi pada waria yang berkeluarga di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Kotagede dengan jumlah responden 5 orang, 2 orang waria merupakan responden utama yakni waria yang berkeluarga; 2 orang lainnya adalah sahabat responden utama yang juga waria; dan 1 orang lagi adalah Ketua Pondok Waria Al-Fatah Kotagede yang dijadikan sebagai sumber data primer. Adapun data sekundernya berasal dari skripsi, jurnal, buku, dan website. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi gender dan diskriminasi gender. Dari hasil penelitian ini ditemukan: Pertama, waria mengonstruksi diri sebagai seorang istri (perempuan) dan pasangan waria sebagai seorang suami (laki-laki) dalam hal kecenderungan, peran dan pekerjaan. Kedua, konstruksi dari menjadi seorang laki-laki dan perempuan membentuk sebuah ketidakadilan karena ada peran yang hanya bisa dilakukan oleh seorang waria saja dan tidak untuk suaminya, begitu pula sebaliknya. Peran yang tidak bisa dipertukarkan itu mengakibatkan terjadinya diskriminasi di mana yang menjadi korban cenderung adalah waria. Ketiga, tidak serta-merta waria mengalami bentuk ketidakadilan. Keluarga yang dibangun waria bersama pasangannya juga memiliki bentuk kesetaraan. PB - SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Waria KW - Konstruksi Gender KW - Diskriminasi KW - Keluarga M1 - skripsi TI - KONSTRUKSI GENDER PADA WARIA (TRANSPUAN) BERKELUARGA DI PONDOK PESANTREN WARIA AL-FATAH KOTAGEDE AV - restricted EP - 105 ER -