%0 Thesis %9 Skripsi %A Faisal, NIM.: 16640071 %B FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI %D 2020 %F digilib:47556 %I SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Glycine max, Ekspresi gen, Betaine Aldehide Dehydrogenase (BADH1), Osmoprotektan, Polymerase Chain Reaction (PCR). %P 85 %T ANALISIS EKSPRESI GEN BADH1 PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L.] MERILL) VARIETAS ANJASMORO DALAM PENINGKATAN CEKAMAN SALINITAS (NaCl) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47556/ %X Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan di Indonesia. Seiring berjalannya waktu terjadi penurunan produksi karena faktor biotik dan abiotik. Salah satu faktor abiotik adalah salinitas (NaCl) sebagai cekaman lingkungan. Salinitas (NaCl) mampu menurunkan produktifitas kedelai hingga mencapai 50%. Diketahui terdapat beberapa varietas tanaman kedelai (Glycine max) yang toleran terhadap salinitas tinggi, salah satunya varietas Anjasmoro. Tanaman kedelai varietas Anjasmoro memiliki senyawa Glycine betaine yang termasuk metabolit primer dalam tanaman kedelai, namun dapat diproduksi lebih banyak dalam kondisi tercekam salinitas. Glycine betaine disintesis oleh gen BADH1 (Betaine Aldehide Dehydrogenase 1). Respon tanaman terhadap cekaman salinitas dapat dilihat dari morfologi dan pertumbuhan tanaman seperti warna daun, jumlah daun, tinggi tanaman, panjang akar, berat basah, serta berat keringnya. Analisis ekspresi gen dapat membuktikan peran gen BADH1 pada tanaman kedelai yang tercekam salinitas. Penelitian ini dilakukan isolasi RNA total dari sampel akar tanaman kedelai kontrol dan yang dicekam salinitas, kemudian dilakukan cDNA dan dilakukan Polymerase Chain Reaction (PCR). Metode PCR sendiri menggunakan primer yang didesain menggunakan consensus sequence dari spesies Glycine max dan Glycine soja. Hasil visualisasi PCR menunjukkan amplikon dari gen BADH1 berukuran 160 bp dengan tingkat ekspresi yang berbeda antara kontrol dan yang tercekam. Diketahui bahwa konsentrasi salinitas mempengaruhi tingkat ekspresi gen BADH1. %Z Pembimbing : Jumailatus Solihah, S.Si., M.Si