%0 Thesis %9 Skripsi %A Imam Rosyidi, NIM.: 14230020 %B FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI %D 2021 %F digilib:47603 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Gerakan Sosial, Pokdarwis Tresno Segoro, Pemberdayaan Masyarakat %P 103 %T GERAKAN SOSIAL KELOMPOK SADAR WISATA TRESNO SEGORO PANTAI KERTOMULYO %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47603/ %X Adapun teori yang digunakan yaitu menggunakan teori gerakan sosial. Kemudian metode penelitiannya yaitu kualitatif dengan tipe deskriptif, sedangkan pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi dengan narasumber secara langsung untuk memperoleh fakta-fakta di lapangan serta untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Sementara itu, untuk teknik analisis data dilakukan dengan tiga proses, yaitu reduksi data, penyajian data (display data) dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya hasil dari penelitian ini antara lain: gerakan sosial Pokdarwis Tresno Segoro muncul sebab adanya permasalahan-permasalahan lingkungan, seperti oknum petani tambak yang melakukan pengrusakan Hutan Mangrove. Akhirnya muncul gerakan sosial dengan 2 tipe: Pertama, gerakan yang muncul secara spontan dan terorganisir, dimana gerakan ini muncul lantaran adanya kepedulian dari kalangan pemuda maupun aktivis lingkungan, yang ingin merawat dan memelihara tanaman mangrove yang tersisa disekitaran Pantai Kertomulyo. Kedua, gerakan yang menggunakan organisasi dan memanfaatkan organisasi, dimana gerakan ini muncul lantaran banyaknya pengunjung wisata yang berkunjung di Pantai Kertomulyo, sehingga dibutuhkan wadah untuk mengelola tempat wisata di Pantai Kertomulyo. Kemudian, hasil gerakan sosial Pokdarwis Tresno Segoro terbagi menjadi 2 strategi: Pertama, hasil pemberdayaan, yaitu membangun kesadaran ekologis, bahwa ada edukasi yang telah dilakukan oleh Pokdarwis Tresno Segoro. Selanjutnya, penguatan kelembagaan lokal, hal tersebut bertujuan agar ada generasi penerus Pokdarwis yang siap untuk mengembangkan serta membuat maju Pantai Kertomulyo. Kemudian, membangun kemitraan yaitu dengan adanya relasi atau koneksi di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, maupun aktivis lingkungan lainnya. Terakhir, perlawanan sebagai bentuk pemberdayaan yaitu dengan menerapkan kebijakan yang disepakati secara langsung di forum musyawarah. Kedua, hasil ekowisata, yaitu adanya usaha perlindungan dan pelestarian terhadap suaka alam. Sehingga, salah satu bentuk dari konservasi hutan mangrove adalah membangun ekowisata mangrove. %Z Pembimbing : Dr. Sriharini S.Ag., M.Si.