@mastersthesis{digilib48045, month = {August}, title = {MAKNA QUNUT DALAM AL-QUR?AN (Studi Komparasi Tafsir Al-Kasysyaf Karya Al-Zamakhsyari dan Tafsir Al-Qur?an Al- ?Azim Karya Ibnu Katsir)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 17205010024 Wasilah Fauziyyah}, year = {2019}, note = {Pembimbing : Dr. Ahmad Baidowi, S.Ag., M.Si}, keywords = {perbandingan penafsiran; qunut; Ibnu Katsir}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48045/}, abstract = {Persoalan qunut beberapa kali dibahas dalam perspektif hadis, tidak dengan kata qunut di dalam Al-Qur?an. Padahal kata yang seakar dengan kata qunut di dalam Al-Qur?an tercantum dalam beberapa ayat. Hal ini mengundang tanya tentang apa dan bagaimana sebenarnya makna qunut di dalam Al-Qur?an. Oleh sebab itu, kiranya makna qunut perlu dijelaskan secara utuh agar tercipta sebuah pemahaman tentang qun{\=u}t terutama yang bersumber dari Al-Qur?an. Dalam rangka mengkaji dan menjelaskan mengenai makna qunut dalam Al-Qur?an, dalam penelitian ini penulis mengkomparasikan dua karya tafsir yakni Tafsir Al-Kasysyaf karya Al-Zamakhsyari dan Tafsir Al-Qur?an Al-?A{\d z}im karya Ibnu Katsir. Sejumlah perbedaan terkait kondisi sosio budaya, segi konsentrasi keilmuan, perbedaan generasi, dan tipologi penafsiran yang cukup signifikan di antara Al-Zamakhsyari dan Ibnu Katsir menjadi daya tarik untuk mengkomparasikan dua karya ini dan mengetahui pandangan keduanya terhadap makna qun{\=u}t dalam Al-Qur?an. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan objek penelitian kata qun{\=u}t dalam Al-Qur?an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis dengan pendekatan historis. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode muqarran (komparasi) untuk melihat persamaan maupun perbedaan penafsiran Al-Zamakhsyari dan Ibnu Katsir mengenai makna qunut dalam Al-Qur?an, baik secara metodologi maupun hasil penafsiran. Dari penelitian ini diperoleh informasi bahwa kata qun{\=u}t dengan beragam bentuknya di dalam Al-Qur?an secara umum memiliki arti yang sejalan dengan pengertian qun{\=u}t dalam bahasa Arab, yakni taat, patuh, tunduk, menghinakan dan merendahkan diri kepada Allah SWT, berdiri, tenang, diam, dan khusyuk. Persamaan dari Al-Zamakhsyari dan Ibnu Katsir adalah mereka sama-sama mempunyai pandangan yang sama tentang makna qun{\=u}t dalam Al-Qur?an. Hal ini tampak dari penafsiran keduanya yang berkisar pada pengertian taat, patuh, tunduk, berdiri, tenang, diam, dan khusyuk. Sedikit perbedaan penafsiran tampak pada QS. Ali ?Imran (3): 43. Dalam penafsiran QS. Ali ?Imran (3): 43 tampak jelas jika Al-Zamakhsyari mengutamakan rasio atau akal (ra?yi). Hal ini sejalan dengan metodologi penafsiran Al-Zamakhsyari dalam Tafsir Al-Kasysyaf yakni lebih mengedepankan akal dibandingkan dengan naql. Secara prinsipnya, dalam ajaran Mu?tazilah, akal mempunyai otoritas tertinggi mengalahkan segala hal, sehinga pemahaman akal dapat mengalahkan dalil naql yang berupa Al-Qur?an dan Hadis, juga Ijma? dan Qiyas. Sedangkan Ibnu Katsir mengutip hadis sebagai penjelas dalam menafsirkan turunan kata qunut yang terdapat dalam QS. Ali ?Imran (3): 43. Hal ini sejalan pula dengan metodologinya dalam menafsirkan ayat Al-Qur?an yakni mencari tafsir ayat tersebut di dalam Al-Qur?{\=a}n itu sendiri, jika tidak ditemukan tafsirnya, ia berusaha menemukannya dalam hadis, atau berpegang kepada pendapat para sahabat atau para tabi?in dan tabi? tabi?in} }