@mastersthesis{digilib48185, month = {September}, title = {KONTRIBUSI KOMUNITAS HABAIB DALAM SOSIAL KEAGAMAAN DI SAMPANG, MADURA (1945 - 1980)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18201020004 Lutfiasin}, year = {2021}, note = {Pembimbing: Dr. Muhammad Wildan, M. A}, keywords = {Habaib, Kontribusi Sosial Agama, Islam Madura}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48185/}, abstract = {Munculnya kelompok habaib menjadi sebuah komunitas tersendiri di bumi Nusantara. Kelompok pendatang yang mayoritas berasal dari Hadramaut itu justru memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan islamisasi di Nusantara. Kedatangan mereka sering dikaitkan dengan masuknya ajaran Islam ke wilayah Nusantara. Sosok habib sebagai tokoh di Indonesia telah menarik perhatian umat bahkan mampu membuat perubahan tatanan sosial masyarakat. Gelar habib merupakan bentuk penghormatan umat terhadap keturunan Nabi Muhammad SAW. Kaum habaib mendapa penghormatan yang istimewa di Madura. Kedudukan seorang habib bisa lebih tinggi dari kiai sebagai tokoh agama. Setidaknya tiga persoalan berikut yang menjadi fokus dalam penelitian ini, 1. Bagaimana pengalaman interaksi sosial komunitas habaib dengan masyarakat Madura? 2. Bagaimana kontribusi komunitas habaib dalam menguatkan karakter sosial keagamaan di Madura? 3. Bagaimana dampak kontribusi habaib dalam bidang sosial keagamaan di Madura? Penelitian ini penting dilakukan karena ingin mengungkap fakta tentang stratifikasi sosial habaib serta proses interaksi sosial dengan komunitas lokal dan untuk mengetahui berbagai kontribusi kaum habaib dalam sosial keagamaan di Madura. Peneliti ingin mengetahui perubahan dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Madura, setelah berbaur dengan para habib. Hasil dari penelitian ini disajikan dengan metode sejarah dan menggunakan pendekatan ilmu sosiologi dan antropologi. Ilmu sosiologi menjelaskan proses interaksi sosial antara kaum pendatang dengan kehidupan masyarakat lokal Madura. Sedangkan penggunaan ilmu antropologi untuk mempelajari perubahan budaya dari hasil asimilasi kebudayaan Arab dan kearifan lokal. Penelitian ini telah berhasil mengungkap beberapa kesimpulan, 1. Habaib datang dengan damai dan ramah. Para Habib sering menjalin hubungan dengan orang Madura sebagai teman, saudara se-agama, guru dan santri, bahkan dengan hubungan perkawinan. Habaib sangat dihormati di Madura karena merupakan keturunan Nabi Muhammad dan kealiman ilmu serta kemuliaan akhlaknya. 2. Habaib datang ke Nusantara membawa ajaran Islam damai, seperti yang dilakukan para Wali Songo di Jawa dan sekitarnya. Pada perkembangan berikutnya, mereka membangun masjid dan madrasah serta mendirikan lembaga pendidikan sebagai pendukung program dakwah Islam. Habaib juga terlibat langsung dalam organisasi sosial yang memperjuangkan kepentingan umat. 3. Kaum habaib di Madura membawa perubahan dalam tatanan kehidupan sosial-budaya, seperti gaya berpakaian, kuliner, dan kesenian. Tradisi keagamaan yang masih terus dipertahankan di Madura adalah perayaan Maulid Nabi Muhammad, Haul para Wali dan Ziarah kubur.} }