@phdthesis{digilib48255, title = {PENDEKATAN DAKWAH PAGUYUBAN JAMPI STRES TERHADAP MASYARAKAT PASAR KEMBANG YOGYKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.99212831 Ekki Tajul Arifin}, year = {2004}, note = {Pembimbing : Drs. Afif Rifa'i, M.S}, keywords = {Dakwah Islam, Paguyuban Jampi Stres, Masyarakat Pasar Kembang, Yogykarta}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48255/}, abstract = {1. Latar belakang mengapa paguyuban Jampi Stres ipemilih masyarakat Pasar Kembang sebagai objek dakwah adalah karena kesadaran mereka untuk mengingatkan saudara mereka yang sedang sesat. Paguyuban Jampi Stres menganggap bahwa masyarakat Pasar Kembang merupakan saudara yang perlu diingatkan. Selain itu kegiatan dakwah yang dilakukan pada masyarakat pelacur akan lebih bermanfaat dibandingkan dengan dakwah yang dilakukan terhadap masyarakat biasa pada umumnya. Latar belakang dari individu baik dari Paguyuban Jampi Stres ataupun masyarakat Pasar Kembang yang merasa pemah diasingkan juga menjadi penyebab diadakannya kegiatan dakwah ini. 2. Dalam kegiatan dakwah yang dilakukan Paguyuban Jampi Stres terhadap masyarakat Pasar Kembang, Paguyuban Jampi Stres melakukan beberapa pendekatan yang dilakukan. Dengan pemakaian bahasa yang sesuai dengan keadaan masyarakat Pasar Kembang menjadikan Paguyuban Jampi Stres dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat Pasar Kembang. Selain itu dalam penyampain dakwahnya pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan sosio kultur dan pendekatan psikologis. Dengan pendekatan sosio kultur Paguyuban Jampi Stres memakai sarana musik sebag.ai media penyampaian pesan dakwah, dengan hasil kebudayaan yang berujud musik campursari pendekatan sosio kultur dilakukan, karena kita ketahui sendiri bahwa syair yang ada dalam campursari merupakan budaya Jawa (Bahasa Jawa Tengah), sehingga dengan memilih campur sari selain dapat menarik perhatian dari masyarakat Pasar Kembang juga dapat memasukkan ajaran yang ada (Islam) lewat syair yang digubah dengan syair sendiri yang mempunyai kalimat ajakan. Selain itu dengan menggunakan media wayang kulit. Dalarn penggunaan media ini sama seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga namun cerita dalam pewayangan digubah sesuai dengan keadaan sekarang dan pemakaian wayang hanya sebatas tokoh punakawan. Mernilih kedua media ini karena kedua media ini dianggap sebagai media yang dekat dengan kebudayan masyarakat Pasar Kembang.} }