%A NIM.: 19202012016 Nur Kumala %O Pembimbing: Dra. Siti Syamsiyatun, M.A.,Ph.D. %T FENOMENOLOGI TRANFORMASI DAKWAH: KIAI, RELASI GENDER DAN PERUBAHAN SOSIAL %X Sebagaimana yang kita ketahui bahwa lingkungan santri masih tabu terhadap akses pengedukasian tentang kesetaraan dan keadilan gender, hingga terjadi subordinasi gender didalamnya. Sosok santri; kiai tidak jarang disebut “kolot”, “primitif” dan konservatis terhadap agama, hingga penolakan terhadap kajian-kajian modernitas, seperti feminisme. Produk ilmiah disertasi Clifford Geertz tentang Religion of Java (1960), menjadi salah satu bukti adanya stigma atas diri santri dan kiai yang hanya berkutat pada hal-hal konvensional, tradisional dan kaum taat-tekstual. Hingga sampai abad 20 menjadi abad lahirnya kembali konservatisme agama di beberapa negara di dunia, tak terlepas di Indonesia, seperti fundamentalisme agama; maraknya gaya hidup syariah, berbasis halal, massifnya poligami, dan orientasi politik khilafah. Sehingga pembahasan terkait peran kiai sebagai entitas seorang santri yang transformatif dari salah satu sisi perlu diungkap, dalam kajian gender misalnya. Mulai dari bagaimana bangunan nalar berfikir kiai terhadap keadilan gender, hingga membaca aktivitas dakwahnya yang mencerminkan keadilan gender. Maka, penelitian lapangan (field research) ini difokuskan pada diri kiai yang bernama KH. Muhammad Husaini yang memiliki Majelis Taklim dan Sholawat Al Khair Wal Barokah di Pekalongan dengan ratusan santri didalamnya. Penelitian kualitatif ini ditempuh melalui analisis fenomenologi - komunikasi, yaitu membaca fenomenafenomena yang ada di dalam diri Kiai, baik proses produksi pesan dakwahnya kepada santri, hingga aktivitas-aktivitas di dalam Majelis Taklimnya yang menjadi wujud dakwahnya tersebut. Melalui teknik partisipatoris dengan melibatkan diri penulis secara langsung bersama objek penelitian, dan observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi mampu menghasilkan beberapa bukti adanya kredibilitas kiai terhadap pesan-pesan keadilan dan kesetaraan gender, seperti pemahaman kiai yang didapat dari historisnya, keilmuwan yang memiliki sanad, serta penggunaan nalar berpikir yang kompleks (bayani, burhani, irfani). Selain itu, adanya bentuk-bentuk pesan dakwah di dalam majelis taklim yang responsif terhadap gender, seperti sistem dan aturan yang adil dan setara, penjelasan-penjelasan yang tidak mendiskreditkan keduanya, kebijakan yang mengeksplorasi potensi kedua gender, serta ditemukannya perubahanperubahan sosial baik dalam diri santri maupun masyarakat sekitar yang semakin memperkuat keberadaan transformasi dakwah oleh kiai. Baik transformasi kiai terhadap perubahan sintesa tentang sosok santri; kiai yang diungkap oleh Geertz lampau, maupun pengungkapan peran ganda kiai sebagai wujud transformasi dakwah itu sendiri %K Transformasi Dakwah, Kiai, Majelis Taklim, Relasi Gender, dan Perubahan Sosial %D 2021 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib48333