%A NIM. 15510076 Taher Adam %O Pembimbing : Dr. Mutuillah, S.Fil., I. M.Hum %T SENI DAN AGAMA DALAM PANDANGAN MARXISME DAN RELEVANSINYA DENGAN STUDI KEISLAMAN %X Seni dan agama bagi Marxisme timbul dari kesadaran atas perlunya emansipasi atas kenyataan hidup manusia, sebab emansipasi adalah nama lain dari gerak menghapuskan kesenjangan. Melalui pendekatan realis yang subur dan mentradisi di abad-19 dengan ditandai oleh semangat zaman kala itu, yakni; kemajuan pesat ilmu pengetahuan yang penekanannya pada pengamatan empiris dan uji laboratorium, serta rentetan revolusi abad ke-19 yang menyajikan gambar-gambar kenyataan sejarah yang sarat politik, pun konsolidasi kapitalisme yang menghasilkan panorama tentang kelas pekerja urban yang amat miskin sebagai kenyataan sosial baru. Selain seni, agama dalam pandangan Marxisme adalah candu masyarakat, selain bersifat sosiologis sebagaimana kritik yang dilontarkannya terhadap agama Kristen yang mendominasi alam pikir Eropa yang sepenuhnya belum tersekulerisasi kala itu, juga terdapat pandangannya yang ateisme filosofis, di mana Karl Marx disatu sisi terpengaruh oleh Materialsme Demokritos, disisi lain juga sangat dipengaruhi oleh Ludwig Feurbach yang tajam terhadap agama Kristen. Seni dan agama dalam pandangan Marxisme merupakan ide atau suprastruktur dari sebuah realitas produksi manusia. Realitas produksi manusia itulah sebagai basic struktur yang menentukan ide atau suprastruktur. Sesuai dengan filsafat materialisme dialektika historis/ sosialisme Ilmiah, seni secara politik digunakan oleh realisme sosialis untuk menggambarkan realitas yang sebenarnya melalui berbagai karya seni dan sastra. Sementara agama, sejatinya tidak ditentang oleh Marxisme, karena bagi Marxisme agama adalah kebudayaan manusia yang mempunyai asal-usul biasa meskipun terkadang menjadi candu bagi masyarakat karena agama dijadikan sebagai tempat pelarian. Adapun relevansinya dengan studi keislaman adalah pada persamaan nilai yang dianjurkan yakni seni harus terdapat nilai-nilai kebaikan, kebenaran dan keindahan, sedangkan pada agama, ada seruan untuk berbuat kebajikan dengan mengejar yang halal dan meninggalkan yang haram dan perjuangan emansipasi Penelitian ini mengkaji estetika Marxis yang merupakan konsepsi kesenian realisme sosialis dan agama yang oleh Karl Marx dianggap sebagai candu masyarakat. Penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan tentang bagaimana estetika Marxis dan agama menjadi faktor berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Secara lebih luas, penting dilakukan untuk menggali persoalan estetika dan agama dalam pandangan Marxisme serta relevansinya dengan studi keislaman. Dari penelitian ini ditemukan kesimpulan bahwa seni dalam pandangan Marxisme hanyalah proyeksi pemikiran Karl Marx ke dalam politik. Seni melalui realisme sosialis dijadikan lembaga ideologi atas dasar respon perkembangan jaman, dan bukan sebagai dasar yang universal sebagaimana Karl Marx sendiri menemukan dialektika yang begitu harmonis antara seni dan realitas pada jaman Yunani. Agama dalam Marxisme diawali dengan kritik terhadap Feuerbach. Bagi Karl Marx yang perlu diubah adalah struktur masyarakat karena agama bukanlah masalah primer dari keterasingan masyarakat tetapi realitas sosial produksi masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat Muhammad saw dalam perjuangan emansipasi manusia, baik melalui seni maupun agama %K Estetika, Marxisme, Agama %D 2021 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib48538