eprintid: 48544 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 111 dir: disk0/00/04/85/44 datestamp: 2022-01-17 04:43:22 lastmod: 2022-01-17 04:43:22 status_changed: 2022-01-17 04:43:22 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Muthia Uzlifa, NIM .15530049 title: RELASI TAFSIR TENTANG ISTIDRĀJ DAN KEKUASAAN (Studi atas Kitab Laţāif al-Isyārāt) ispublished: pub subjects: qur divisions: jur_ial full_text_status: restricted keywords: kekuasaan, istidrāj, al-Qusyairi. note: Pembimbing : Drs. Mohamad Yusup, MSI abstract: Kekuasaan merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam tatanan suatu masyarakat. Hal ini dibutuhkan untuk menjaga aturan dan tujuan dari masyarakat tersebut. Tetapi tidak jarang banyak adanya penyimpangan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Apalagi ketika penyimpangan yang dilakukan malah mendapatkan keuntungan kepada para pemegang kekuasaan, mereka makin bertambah untuk melakukan penyimpangan kembali. Peristiwa ini disebut istidrāj. Istilah istidrāj tidak familiar di kalangan masyarakat. Padahal istidrāj sangat dekat dengan masyarakat. Dengan ini diperlukan hati yang bersih untuk bisa mewaspadai istidrāj. Oleh karena itu penulis mencoba membahasnya dari arah tasawuf. Al-Qusyairi sendiri merupakan ulama tafsir sufi yang menafsirkan al-Qur’an secara lengkap 30 juz. Kitab tafsir karangan al-Qusyairi tersebut adalah kitab Laţāif al-Isyārāt. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian ini menggunakan deskriptis-analisi, yakni dengan mendiskripsikan dan menganalisis penafsiran al-Qusyairi terhadap ayat-ayat terkait istidrāj dan latar belakang kehidupan sosial politik al-Qusyairi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pertama, istidrāj adalah keadaan seseorang yang mendapatkan suatu nikmat di mata manusia setelah melakukan maksiat atau penyimpangan. Sesungguhnya hal tersebut merupakan cara Allah menyesatkan manusia menuju kesesatan semakin dalam. Kedua, kekuasaan dapat menimbulkan dua pengaruh yaitu biang konflik atau alat penindas dan sebagai pelindung atau penegak keadilan, tergantung cara pemegang kekuasaan mengelola kekuasaannya. Ketiga, berdasarkan penafsiran al-Qusyairi, al-Qusyairi tidak melarang seseorang memegang kekuasaan. Selain itu istidrāj dan kekuasaan saling terkait apabila sang pemegang kekuasaan menjadikan kekuasaan sebagai alat menguntungkan diri sendiri tetapi makin hari mendapatkan keuntungan makin banyak. date: 2021 date_type: published pages: 109 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam thesis_type: other thesis_name: other citation: Muthia Uzlifa, NIM .15530049 (2021) RELASI TAFSIR TENTANG ISTIDRĀJ DAN KEKUASAAN (Studi atas Kitab Laţāif al-Isyārāt). Other thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48544/1/15530049_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48544/2/15530049_MUTHIA_UZLIFA_FULLTEXT.pdf