@unpublished{digilib48557, title = {MAKNA RITUAL ?MBAH KODOK RABI PERI? DAN IMPLIKASINYA TERHADAP REVITALISASI SUMBER MATA AIR SENDANG MARGO (Studi di Desa Sekaralas Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 16520016 Wisnu Tio Aditya}, year = {2021}, note = {Pembimbing : Dr. Ahmad Salehudin, M.A.,}, keywords = {Ritual, Mbah Kodok Rabi Peri, Revitalisasi, Sumber Mata Air.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48557/}, abstract = {Penelitian ini difokuskan pada pengaruh ritual ?Mbah Kodok Rabi Peri? terhadap konservasi khususnya aspek revitalisasi wilayah sumber mata air Sendang Margo desa Sekaralas Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi. Masalah yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah apa makna ritual ?Mbah Kodok Rabi Peri? dan bagaimana pengaruh ritual ?Mbah Kodok Rabi Peri? terhadap revitalisasi sumber mata air Sendang Margo Desa Sekaralas Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi yang bersumberdari pegiat seni Kraton Ngiyom dan masyarakat setempat. Sedangkan, analisis datayang digunakan adalah melalui reduksi data, penyajian/deskripsi data dan penarikan kesimpulan. Kerangka teori yang digunakan untuk menganalisis temuan di lapangan menggunakan teori Clifford Geertz yakni Interpretatif Simbolik. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa yang Pertama, Kebo Ketan adalah tradisi baru yang lahir sebagai bagian dari kebudayaan Nusantara yang dilakukan oleh masyarakat desa Sekaralas sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ritual ?Mbah Kodok Rabi Peri? melatarbelakangi acara tahunan Kebo Ketan yang diadakan Perkumpulan Kraton Ngiyom di Sekaralas. Acara tersebut berbentuk sebuah pagelaran seni kejadian berdampak, yang disajikan dengan visualisasi adat pernikahan Jawa. Kedua, Masyarakat memandang ritual sebagai kontrol sosial sejalan dengan visi misi Kraton Ngiyom yaitu menjalankan program pelestarian lingkunganhidup dengan mengutamakan partisipasi sosial dari masyarakat.} }