@incollection{digilib48613, booktitle = {Tuhan \& Alam : Membaca ulang Pantheisme - Tantrayana dalam Kakawin dan Manuskrip- Manuskrip Kuno Nusantara (Sebuah Bunga rampai Tulisan)}, title = {Martabat Tujuh dalam Serat Sastra Gendhing}, author = {- Maharsi}, address = {Yogyakarta}, publisher = {Sulur Pustaka dan BWCF Society}, year = {2019}, pages = {129--139}, keywords = {Martabat Tujuh; Serat Sastra Gendhing}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48613/}, abstract = {Serat Sastra Gendhing merupakan salah satu Kitab Jawa yang memuat ajaran martabat tujuh yang digagas oleh Sultan Agung. Ajaran ini mengungkapkan bahwa kejadian asal mula kehidupan diawali oleh pedoman atau petunjuk yang disimbolkan dari dua puluh huruf Jawa. Tiga kelompok huruf jawa ha na ca ra ka (ahadiyat), da ta sa wa la (wahdat), dan pa da ja ya nya (wahidiyat) merupakan martabat batin atau sastra . Sedangkan satu kelompok huruf Jawa terakhir ma ga ba tha nga (alam arwah, mitsal, ajsam, insan) merupakan martabat lahir atau gendhing. Dalam martabat tujuh Serat Sastra Gendhing terjadi akulturasi Islam dan Hindhu dengan adanya Hyang Manik Maya sebagi entitas batin yang menjilma dalam diri bathara Guru sebagai entitas lahir. Sementara dalam tradisi Islam Arab hanya menjilma pada insan kamil yaitu para nabi dan auliya} }