eprintid: 48751 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 12253 dir: disk0/00/04/87/51 datestamp: 2022-01-20 07:44:26 lastmod: 2022-01-20 07:44:26 status_changed: 2022-01-20 07:44:26 type: monograph metadata_visibility: show creators_name: Ermi Suhasti, - title: Peran Agama Dalam Meredam Konflik Pasir Besi dI Pesisir Kulon Progo Yogyakarta ispublished: pub subjects: _islam subjects: agama200 divisions: penelitian full_text_status: public monograph_type: project_report keywords: Islam, konflik, pertambangan, pasir besi abstract: Dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan, eksistensi konflik sangat urgen. Kehidupan tidak dapat berjalan dengan tegak tanpa ada konflik, sehingga yang perlu bagi manusia adalah bagaimana cara memadukan dan mencari solusi agar konflik tersebut tidak menimbulkan kerusakan, namun sebaliknya dapat membantu manusia mewujudkan keseimbangan dan tumbuhnya pola introspeksi diri dalam sebuah komunitas masyarakat. Konflik isu rencana pertambangan pasir besi di pesisir Kulon Progo menuai pro dan kontra dalam masyarakat. Di satu sisi pertambangan tersebut akan merusak lingkungan dan menghilangkan mata pencaharian sebagai petani. Di sisi yang lain Islam tidak melarang memanfaatkan alam, dengan menetapkan aturan mainnya. Hal ini didukung dengan adanya hasil penelitian bahwa lahan pasir besi di pesisir akan menjadi subur setelah reklamasi, karena kandungan logamnya sudah diangkat. Tulisan ini mengkaji bagaimana peran Islam dalam mereduksi konflik pasir besi di pesisir Kulon Progo. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor penyebab munculnya konflik pasir besi di pesisir Kulon Progo, yaitu: ekonomi, politik, dan perbedaan persepsi mengenai manfaat penambangan. Pertama, faktor ekonomi, masyarakat di sana mempunyai pemikiran bahwa belum tentu penghasilan sebagai buruh penambang pasir besi itu akan lebih besar bila dibandingkan dengan penghasilan sebagai petani sebab hasil produksi pertanian mereka jauh lebih tinggi. Penambangan pasir besi akan mengganggu dan mengurangi produksi pertanian mereka yang sudah lama mereka bangun. Contoh lainya adalah penghapusan lapangan kerja masyarakat yang sebagian besar sebagai petani, masalah kesejahteraan sosial masyarakat Kulonprogo di sekitar daerah penambangan. Kedua, faktor politis. Penambangan ini pun memiliki muatan politis yang sangat jelas terutama prihal keberpihakan kesultanan terhadap pihak swasta, bahkan banyak kabar yang beredar bahwa perusahaan yang menangani penambangan ini berasal dari kerabat kraton. Ketiga, faktor perbedaan persepsi mengenai manfaat penambangan. Pihak yang pro mempunyai pandangan bahwa tanah akan semakin subur setelah dieksplorasi kemudian direklamasi, sebaliknya pihak yang kontra mempunyai pandangan bahwa penambangan akan merusak lingkungan. Peran agama dalam meredam konflik konflik pasir besi di Pesisir Kulon Progo belum maksimal, antara lain karena kurangnya komunikasi atau musyawarah antara pihak yang sedang berkonflik, yaitu pihak yang mendukung dan menolak penambangan pasir besi. Tokoh agama dari pihak yang pro dan kontra penambangan mengutamakan kepentingan politisnya dan organisasinya. Ulama memberikan pemahaman agama yang lebih mendalam kepada kelompoknya, tetapi tidak kepada kelompok yang lain. date: 2012 date_type: published publisher: LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA place_of_pub: Yogyakarta pages: 88 institution: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta department: LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA citation: Ermi Suhasti, - (2012) Peran Agama Dalam Meredam Konflik Pasir Besi dI Pesisir Kulon Progo Yogyakarta. Project Report. LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48751/1/Peran%20Agama%20Dalam%20Meredam%20Konflik%20Pasir%20Besi%20dI%20Pesisir%20Kulon%20Progo%20Yogyakarta.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48751/2/surat-surat-pernyataan1642664317.pdf