%A AHMAD FANANI - NIM. 96512259 %O Pembimbing: 1. Drs. H. Muzairi, M.A. 2. Drs. Muhammad Mansur, M. Ag. %T ESTETIKA MENURUT ALBERT CAMUS %X Diketomi realisme dengan formalism dan surealisme tetap mewarnai dalam perdebatan mengenai teori seni dan estetika. Perbenturan-perbenturan ini tidak lain dari cara melihat seni dari satu dimensi saja yang menurut Camus, pada gilirannya akan melenceng bahkan cenderung merendahkan seni dan keindahan itu sendiri. Seni tidak harus berdiri sendiri sebagai sebuah karya an sich, tetapi ada dimensi lain yang harus diungkapkan yaitu suatu kebenaran universal. Menempatkan sebuah seni dan karya seni tidak lebih penting dari hakeket berkesenian menurut Camus menjadi tidak bernilai karena bagaimanapun karya seni ini akan mengarahkan manusia untuk tunduk peraturan atau mengarahkan kepada nilai-nilai yang paling buruk yaitu terror dan rasa benci. Satu-satunya jalan dalam penyelesaian ini adalah kembali kepada diri dan keyakinan seniman sendiri. Penulisan ini menggunakan metode interpretative, dengan menggunakan metode tersebut diharapkan nuansa dan arti yang dimaksudkan oleh tokoh tersebut dapat terungkap secara jelas dan gamblang terutama pandangannya tentang estetika. Sebagaimana seni yang sejati dalam frame berfikir Camus adalah keseimbangan dan pemberian kadar, proporsi yang tepat pada seni itu sendiri. Camus mengatakan bahwa yang indah harus dikatakan indah dan yang buruk harus tetap dikatakan buruk, sehingga seorang seniman harus tetap menanggung penderitaan sekaligus memuja keindahan. Dengan pendangan seni ini Camus bermaksud bahwa seni adalah menyampaikan yang sebenarnya. Dengan sikap moderasi dan sadar akan keterbatasan-keterbatasan ini Camus mempertemukan dalam style sebagai jalan keluarnya. Dengan style ini Camus tidak terjebak sebagai pewarna moral dan juga pemimpi. %K Estetika , Albert Camus %D 2010 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %L digilib4879