%A NIM. 19205032044 Hakam Al ma’mun %O Pembimbing : Prof. Muhammad Chizin %T MISUNDERSTANDING KATA FITNAH DI DALAM QS. ALBAQARAH 191 %X Pemahaman kata fitnah yang terdapat pada Qs. Al-Baqarah ayat 191 sering kali dinilai problematis ketika kata tersebut dimaknai sesuai konteks keindonesiaan. Kata fitnah dalam bahasa Indonesia dipahami sebagai satu kata untuk menggambarkan situasi dimana seseorang menisbatkan satu bertita yang tidak sesuai dengan faktanya. Padahal dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Arab kata tersebut memiliki banyak arti sesuai konteks penggunaan kalimatnya. Sementara itu, kata fitnah di surah al-Baqarah ayat 191 apabila dimaknai sebagaimana kata fitnah dalam bahasa Indonesia maka akan bertentangan dengan satu hadis sahih yang menjelaskan tentang kategori dosa besar. Dosa besar itu antara lain: Syirik, sihir, membunuh. riba, makan harta anak yatim, kabur dari peperangan dan melemparkan tuduhan zina. Berangkat dari uraian tersebut maka tesis ini membahas tiga problem akademik. Pertama, apa isi kandungan surah al- Baqarah ayat 191 kaitannya dengan ayat-ayat fitnah di dalam al-Qur’an. Kedua, bagaimana makna Qs. al-Baqarah 191 dengan pengaplikasian pendekatan Ma’na Cum Maghza. Ketiga, mengapa terjadi kesalahpahaman di dalam memahami kata fitnah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan Ma’na Cum Maghza sebagai analisis terhadap problem akademik yang hendak dipecahkan. Pendekatan ma’na cum maghza pertama kali mensyaratkan analisis kebahasaan dari ayat al-Qur’an yang hendak dikaji. Analisis kebahasan tersebut bisa dilakukan dengan mencari informasi melalui pendekatan intertekstual maupun intratekstual yakni dengan mengkaji literatur di luar teks al-Qur’an maupun melalui ayat-ayat lain yang masih satu tema. Setelah menemukan al-ma’na al-ta>rikhi dan al-Maghza alta> rikhi dari ayat 191 surah al-Baqarah kemudian penulis menentukan al- Ma’na al-Mutaharrik yakni makna yang dapat ditarik kepada konteks kekinian. Penelitian ini menemukan bahwa pendekatan ma’na cum maghza terhadap Qs. al-Baqarah ayat 191 menemukan tiga pesan utama yang dapat diterapkan dalam konteks kekinian yakni, pesan ketauhidan, pesan peneguhan terhadap prinsip maqashid al-syariah dan pesan etika bermuamalah atau berinteraksi antar umat manusia. Melalui penelitian ini penulis juga mengungkap bahwa makna kata fitnah yang sesuai dengan ayat 191 Qs. Al-Baqarah adalah kesyirikan. Sedangkan terjadinya kesalahpahaman terhadap makna kata fitnah dalam konteks masyarakat Indonesia lebih disebabkan karena simplifikasi atau penyederhanaan makna kata fitnah di dalam bahasa Arab. Kata fitnah dalam bahasa Indonesia tidak mampu mengakomodir makna yang terkandung di dalam Bahasa Arab. %K Misunderstanding kata fitnah, Q.S. albaqarah 191 %D 2021 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib48811