@phdthesis{digilib48920, title = {AKAR GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN NAHDLIYIN MUDA (Studi Kasus Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam Komite Yogyakarta)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.17105040081 M. Balya Abul Abbas}, year = {2021}, note = {Pembimbing : Dr. Munawar Ahmad, S.S., M.Si.}, keywords = {FNKSDA Komite Yogyakarta, Post-Tradisionalisme, Gerakan Sosial Baru, Kedaulatan Sumber Daya Alam.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48920/}, abstract = {Penelitian ini membahas tentang Organisasi Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Aalam (FNKSDA) Komite Yogyakarta sebagai salah satu bentuk gerakan sosial baru. Penelitian ini mencoba menganalisis repertoar gerakan FNKSDA Komite Yogyakarta, yang sebagian besar penggeraknya adalah generasi muda NU, dalam melawan kekuatan kapitalisme dan upaya perusakan alam. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana rumusan konsepsi pemikiran dan repertoar gerakan yang dilakukan oleh FNKSDA Komite Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan berupa jenis penelitian lapangan dengan sumber data primer dan sekunder. Sedangkan, teknik pengumpulan data dilakukan dengan terjun ke lapangan, yakni melalui wawancara (in-depth interview) dengan beberapa narasumber, observasi pengamatan dan pencatatan, dan dokumentasi untuk memperoleh arsip maupun foto, baik dari lapangan maupun media yang dikelola oleh FNKSDA Komite Yogyakarta. Setelah seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh, kemudian dilakukan proses reduksi, displai, dan verifikasi data dan dianalisis secara deskriptif-interpretif dengan menggunakan perspesktif teori proses kesempatan politik dan teori repertoar melalui pendekatan fenomenologis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa munculnya gerakan sosial FNKSDA Komite Yogyakarta, yaitu bermula dari refleksi kegelisahan terhadap fenomena maraknya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh masifnya pembangunan infrsastruktur, seperti bandara, mall, hotel, dan apartemen dan memicu terjadinya konflik agraria dan ketimpangan sosial di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, terutama yang menyasar masyarakat yang memiliki basis tradisi NU yang kurang mendapat respon konkrit dari para tokoh yang duduk di jajaran struktural NU. Selanjutnya, ditindaklanjuti melalui kegiatan kajian diskursus doktrin atau ajaran Islam dengan persepektif disiplin ilmu sosial kritis, seperti sains-marxisme dan lainnya, dalam bingkai paradigma post-tradisionalime, sehingga melahirkan corak Islam-Aswaja Progresif. Pada ranah praksisnya, dalam melakukan proses kesempatan politik, mereka menggunakan gerakan di jalur kultural dengan kegiatan-kegiatan yang bernuansa tradisi keagamaan dan kesenian dalam upaya pendampingan dan advokasi masyarakat terdampak. Berbagai bentuk gerakan tersebut dilakukan dilandasi dengan perspektif fiqh lingkungan \& agraria dan ekonomi politik untuk mewujudkan visi perjuangannya, yaitu mengokohkan kedaulatan masyarakat dalam tata milik, tata kelola, dan tata guna sumber daya alam.} }