@phdthesis{digilib4895, month = {September}, title = {KEBEBASAN PEREMPUAN SEBAGAI MUKALLAF DALAM MENENTUKAN PASANGAN HIDUP}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { ENDANG PURWANTI - NIM. 97362776}, year = {2010}, note = {Pembimbing: 1. DR. Khoiruddin Nasution, MA. 2. Drs. Supriatna}, keywords = {kebebasan perempuan, mukallaf, pasangan hidup}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4895/}, abstract = {Perempuan sebagai mukallaf yang merdeka boleh melakukan transaksi atas apa yang menjadi haknya, termasuk memilih pasangan hidupnya dan menikah dengan wali dirinya sendiri, dikarenakania sudah balig dan berakal. Sebenarnya dalam Islam, adakah hak bagi perempuan untuk menentukan pasangan hidupnya sendiri atau hak menentukan pasangan hidup bagi perempuan ada ditangan orang tua ataukah pada dirinya sendiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), dan bersifat deskriptif-analitis dengan menggunakan pendekatan normative. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Dan untuk analisa data mempergunakan analisa data komparatif dengan membandingkan pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Malik bin Anas tentang kebebasan perempuan dalam menentukan pasangan hidup. Abu Hanifah menetapkan bahwa perempuan yang sudah balig dan berakal sehat, dapat memilih dan menentukan pasangan hidup sendiri. Adanya kemampuan dan kecerdasan akal seseorang yang menjadi dasar bagi adanya taklif, menempatkan perempuan sebagai penentu terlaksana atau tidaknya suatu perkawinan atas dirinya. Sedangkan menurut Malik bin Anas, perempuan yang telah menginjak usia balig dan mempunyai kesempurnaan akal, yang segala perbuatan dan perkaranya telah terkait dengan kitab syar'i tidak cukup mempunyai kebebasan dalam menentukan pasangan hidup. Menurutnya, seorang perempuan dianggap mempunyai wewenang untuk menentukan pasangan hidup, apabila dia telah dewasa dan telah mempunyai pengetahuan tentang masalah perkawinan. } }