eprintid: 4899 rev_number: 16 eprint_status: archive userid: 8 dir: disk0/00/00/48/99 datestamp: 2012-12-28 09:39:04 lastmod: 2023-06-08 02:50:50 status_changed: 2012-05-04 16:46:58 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: HARIS, NIM.: 96362724 title: OPOSISI POLITIK DALAM ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN ABU YA'LA AL-FARRA' DAN IBNU TAIMIYAH) ispublished: pub subjects: PD divisions: jur_pma full_text_status: restricted keywords: oposisi, politik Islam, Abu Ya'la al-Farra', Ibnu Taimiyah note: Pembimbing: 1. DR. H. Syamsul Anwar, MA. 2. Drs. A. Rizal Qasim, M.Si. abstract: Islam memberikan kebebasan kepada ummatnya untuk melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan demi tercapainya system pemerintahan yang berkeadilan serta menghargai Hak-hak Asasi Manusia. Istilah yang berkembang dalam system politik modern untuk menerjemahkan semangat ide dari hasrat di atas dikenal dengan istilah oposisi. Di antara sebagian pemikir politik Islam seperti al-Mawardi, at-Taftazani, al-Gazali, Ibnu taimiyah, Abu Ya'la al-Farra' dan lainnya menegaskan bahwa oposisi politik adalah merupakan bagian tak terpisahkan dari system politik Islam. Dari sekian tokoh yang menarik untuk diapresiasi, khususnya gagasan tentang oposisi adalah Abu Ya'la al-Farra' dan Ibnu Taimiyah. Hal ini mengingat keduanya tokoh mazhab yang sama yaitu Hambali, dan mempunyai latar belakang yang sangat berbeda. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), bersifat deskriptif komparatif dengan menggunakan pendekatan histories sosiologis. Dari data-data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode induktif, deduktif dan komparatif. Pandangan Abu Ya'la al-Farra , gerakan oposisi partisipatif yang berbentuk kerjasama dan control kepada pemerintah boleh dilakukan. Demikian juga Ibnu taimiyah mempunyai pandangan yang sama tentang gerakan oposisi partisipasif ini. Sedang dalam konteks oposisi revolusioner keduanya memiliki pemikiran yang berbeda. Al-Farra' lebih cenderung mengatakan bahwa gerakan oposisi revolusioner terhadap pemerintah tidak dapat dibenarkan sama sekali, baik yang sifatnya hanya membangun suatu aliran mazhab baru atau melakukan pemberontakan terhadap pemerintah. Sedangkan Ibnu Taimiyah berpandangan bahwa melakukan oposisi revolusioner terhadap pemerintah dapat dibenarkan apabila seorang pemimpin sudah melenceng dan keluar dari ajaran Islam. date: 2010-09-01 date_type: published institution: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta department: Fakultas Syari'ah thesis_type: skripsi thesis_name: other refereed: TRUE referencetext: update terakhir : 2010-09-01 11:33:26 ; nama file diserver lama : digilib-uinsuka--harisnim96-4679-1-haris--).pdf ; letak file diserver lama : ./files/disk1/94/digilib-uinsuka--harisnim96-4679-1-haris--).pdf ; url download server lama : /download.php?id=5217 ; nama file lama : HARIS - NIM. 96362724 OPOSISI POLITIK DALAM ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN ABU YA\'LA AL-FARRA\' DAN IBNU TAIMIYAH).pdf ; format file : application/pdf ; besar file : 796165 Kb. penulis : ; Copyright (c) 2010 by Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved. citation: HARIS, NIM.: 96362724 (2010) OPOSISI POLITIK DALAM ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN ABU YA'LA AL-FARRA' DAN IBNU TAIMIYAH). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4899/1/BAB%20I%2CV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4899/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf