%0 Book %A Sujadi [ Pengantar], - %C Yogyakarta %D 2021 %F digilib:49010 %I Adab Press %K Bahasa Belanda; Studi Islam; Minoritas %T BAHASA BELANDA DALAM STUDI ISLAM %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49010/ %X Dewasa ini, banyak Muslim tinggal di negara-negara maju seperti Eropa Barat, Amerika Serikat, Australia, dan Asia Timur yang pemerintahnya non-Muslim. Mereka tinggal di sana dengan berbagai tujuan: ingin melanjutkan studi, untuk keperluan suaka politik, dan pada umumnya untuk mendapatkan better future. Hal serupa terjadi pada orang-orang Islam Indonesia yang tinggal di Belanda. Bagi mereka yang berasal dari Maluku, migrasi mereka tidak bisa di lepaskan dari sejarah kolonial – datang ke Belanda karena telah menjadi bagian dari pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui kiprah mereka sebagai bagian dari tenatara pemerintah yang disebut Koninklijk Nederlansche Indische Legers (KNIL). Selain dari Maluku, orang-orang Islam Indonesia datang ke negara tersebut karena keperluan studi dan bekerja. Terlepas dari figur-figur pejuang kemerdekaan spt Moh. Hatta yang pergi ke Belanda sebelum Indonesia meredeka dan karena studi, mereka yang datang pada akhir tahun 1960/awal tahun 1970 pada umumnya untuk keperluan studi lanjut sambil bekerja serabutan untuk membantu kelancaran studinya. Sebut saja umpamanya Gus Dur yang pernah pergi ke Belanda demi keinginan studi lanjutnya di Leiden setelah menyelesaikan pendidikan strata satunya di Iraq. Terakhir, saudara-saudara kita, orang-orang Jawa, yang dipaksa hijrah ke Suriname oleh keadaan pada masa kolonial, datang ke Belanda pertengahan tahun 1970an.