%A NIM. 12530013 Achmad Mudhofar Afif %O Pembimbing : Dr. Afdawaiza, M. Ag., %T TEORI KRITERIA PENYIMPANGAN TAFSIR MUḤAMMAD ḤUSAIN AL-ŹAHABĪ %X Penyimpangan tafsir terjadi disebabkan banyak hal, di antaranya karena ilmu yang tidak memadai, fanatisme aliran, dan penggunaan akal yang kebablasan. Salah satu tokoh yang menaruh perhatian dalam hal ini yaitu Muḥammad Ḥusayn al-Źahabī. Ia menuliskan sembilan kriteria penyimpanga dalam tafsir. Kriteria yang ia ajukan menjadi penting untuk diketahui, khususnya pegiat ilmu tafsir, sehingga terhindar dari produk tafsir yang tercela. Dalam tulisannya, al-Źahabī menjelaskan bahwa Penyimpangan tafsir dimulai ketika riwayat atau sanad dari jalur penafsiran ditinggalkan. Hal ini terjadi pada masa tabi‟in dan berlanjut ke masa sesudahnya, yaitu saat fanatisme madzhab yang dianut penafsir dan digunakannya ra‟yu (akal) semata tanpa memperhatikan ilmu-ilmu yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan dan metode deskripti-analitik. Sumber utama yang digunakan yaitu kedua kitab karya al-Źahabī yaitu al-Tafsīr wa al- Mufassirūn dan al-Ittijāḥ al-Munḥarifah fī Tafsīr al-Qur‟ān al-Karīm: Dawāfi‟uhā wa Daf‟uhā. Kedua sumber tersebut dibaca kemudian dilakukan perbandingan, khususnya terkait contoh-contoh pada sembilan kriteria penyimpangan tafsir, dengan mufassir lain pada ayat yang sama. Sedangkan sumber keduanya yaitu semua tulisan yang berkaitan dengan tema pembahasan. Penelitian ini menemukan bahwa sembilan kriteria penyimpangan tafsir yang al-Źahabī ajukan telah sesuai dengan hasil penafsiran mufassir lainnya. Lebih dari itu, kriteria penyimpangan tafsir ini memberikan pemahaman bahwa Alquran sebagai sumber utama ajaran Islam harus dipahami dengan cara dan metode yang benar, sehingga terhindar dari model tafsir serampangan yang belakangan marak terjadi. %K Tafsir; Muḥammad Ḥusayn al-Źahabī, Kriteria Penyimpangan Tafsir %D 2019 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib49013