%0 Thesis %9 Skripsi %A Khusnul Ageng Rahmatulloh, NIM.: 14530086 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2019 %F digilib:49035 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K hermeneutika; Gracia; sabab al-nuzul; Asyidda’, Kuffar %P 133 %T PENAFSIRAN KONTEKSTUALIS QS. AL-FATH AYAT 29 (APLIKASI TEORI PENAFSIRAN JORGE J. E. GRACIA) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49035/ %X Pemaknaan terhadap QS. Al-Fath ayat 29 seringkali menjadi dalil bagi sebagian kelompok umat Islam untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap orang yang memiliki keyakinan berbeda. Bila dibaca secara sekilas, kata asyidda’ ‘ala al-kuffar dalam ayat ini berpotensi menimbulkan pemahaman bahwa seorang muslim harus bersikap keras terhadap orang orang kafir. Ayat al-Qur’an diatas seolah olah melegalkan cara mereka dalam beragama dan dijadikan legitimasi berbagai tindakan anarkis yang mengatas namakan agama. Oleh karena itu, di sini penulis rasa diperlukan kajian untuk mencari titik terang terhadap persoalan pemaknaan tersebut. Dalam rangka memperoleh pesan yang dimaksud al-Qu’an, penulis akan mengupas ayat ini dengan teori interpretasi teks Jorge J. E. Gracia. Pemilihan pendekatan hermeneutika dalam penelitian ini sendiri sejalan dengan spirit awal hermeneutika dimana kesadaran ala hermeneutika kritis diharapkan bisa memunculkan sikap inklusif dan toleran menghadapi keragaman. Selain memberikan pemahaman yang komprehensif, hermeneutika juga menyumbangkan sebuah kesadaran akan pluralitas. Selain itu disini teori interpetasi teks Gracia dianggap memiliki relevansi dengan ‘ulumul qur’an. Teori fungsi interpretasi teks Gracia ini adalah, yang pertama historical function dimana dalam ‘ulumul Qur’an teori ini relevan dengan asbab al-nuzul. Kemudian yang kedua meaning function yang memiliki relevansi dengan kaidah kebahasaan dalam menafsirkan. Dan yang ketiga implicatif function, yang memiliki relevansi dengan ilmu munasabah dan ilmu sains dan humaniora. Dan ketiga teori fungsi inilah yang penulis pakai untuk menganalisis maksud dari QS. Al-Fath ayat 29. Melalui teori historical function ditemukan hasil bahwa dalam memahami makna asal dari kata asyidda’, yang menjadi problem utama dalam penelitian ini, adalah seperti penafsiran yang sangat umum dipakai kebanyakan mufasir berdasarkan riwayat Ibnu Abbas yang menyatakannya sebagai: ghilazun ‘alayhim ka al-asadi ‘ala farisatihi (keras terhadap mereka, bak singa terhadap mangsa buruannya). Sikap ini dapat dipahami sebagai bentuk ketegasan Nabi menghadapi orang orang yang curang yang terjadi dalam konteks peperangan. Sedangkan makna historis daripada kata Kuffar dalam ayat ini sendiri adalah kaum musyrik Quraisy yang memboikot Nabi Muhammad supaya tidak bisa masuk ke Mekkah dan melaksanakan Tawaf di Baitullah. Sedangkan meaning function kata kuffar pada ayat ini adalah mereka yang mengganggu atau menghalangi seseorang untuk melakukan ibadah serta kebaikan kebaikan lain serta melakukan tindakan tindakan curang dan melanggar kesepakatan. Sedangkan asyidda’ dapat dipahami sebagai keras dengan tanda kutip, yang bukan berarti sikap kasar dalam penerapan sehari hari namun merupakan sebuah ketegasan yang diperlukan untuk tujuan tujuan kebaikan. %Z Pembimbing: Dr. Phil. Sahiron, M.A.