TY - THES N1 - Pembimbing: Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., M.A. ID - digilib49092 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49092/ A1 - Lia Luthfiana Thifani, NIM. 15530111 Y1 - 2019/// N2 - Pembatasan dan pelarangan peran publik perempuan, domestifikasi perempuan, peran ganda dan beban ganda perempuan merupakan realitas sosial yang masih terasa sampai saat ini. Menurut Fatima Mernissi hal tersebut dikarenakan oleh konstruksi sosial masyarakat yang patriarkhi serta adanya bias gender dalam penafsiran h}ija>b yang dijadikan legitimasi hukum untuk pemingitan perempuan. Oleh karena itu perlu dekonstruksi konsep h}ija>b untuk pembebasan peran perempuan agar tercipta proporsionalitas hak antara laki-laki dan perempuan. Penelitian ini mengkaji struktur hermeneutika penafsiran Fatima Mernissi tentang konsep h}ija>b dan peran perempuan untuk mendapatkan verstehen lebih lanjut. Penelitian ini mengungkap bagaimana verstehen penafsiran Fatima Mernissi dalam konteks Maroko, apa kelebihan dan kekurangan penafsiran Fatima Mernissi, dan bagaimana relevansinya dengan konteks Indonesia. Teknik pengumpulan data penelitian ini berupa literary research dengan sumber data primernya diambil dari buku-buku karya Fatima Mernissi, seperti Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry, Beyond The Veil: Male-Female Dynamic In Modern Moslem Society, dan salah satu sumber sekundernya adalah Seni Memahami: Hermeneutik Dari Schleiermacher Sampai Derrida karya F. Budi Hardiman, yang kemudian data-data tersebut akan dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini termasuk jenis peneltian kualitatif yang menggunakan perspektif feminis dan hermeneutika Dilthey sebagai kerangka teori untuk mendapatkan verstehen lebih lanjut dari penafsiran Fatima Mernissi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik Moroko-Arab dan konstruksi sosial masyarakat Maroko yang patriarkhi ikut memberikan pengaruh pada penafsiran Fatima Mernissi yang bersifat kasuistik, artinya xvi bahwa belum tentu berlaku hal yang sama ditempat yang berbeda. Verstehen lebih lanjut mengenai relevansi antara konteks Maroko dahulu dengan Indonesia sekarang menunjukkan dampak positif, terbukti dengan lahirnya gerakan-gerakan perempuan Indonesia dan meningkatnya kesadaran peran publik perempuan Indonesia. Salah satu pandangan positif terhadap penafsiran Mernissi adalah pentingnya dimensi etika dalam konsep h{ija>b kontemporer. Namun terdapat pula kritik terhadap penafsiran Mernissi, yaitu Mernissi tidak menjelaskan perkembangan historis tentang penafsiran makna h{ija>b yang berimplikasi pada percampuran definisi antara kata h{ija>b (pembatasan ruang) dengan jilba>b (pakaian), khima>r (penutup kepala), dan niga>b (penutup wajah). PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Pembimbing : Dr. Inayah Rohmaniyah KW - S.Ag. KW - M.Hum. KW - M.A. M1 - skripsi TI - HERMENEUTIKA DILTHEY DALAM PENAFSIRAN FATIMA MERNISSI TENTANG KONSEP H{IJA