%0 Thesis %9 Skripsi %A Khotibul Umam, NIM . 13520022 %B Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam %D 2019 %F digilib:49147 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Tradisi Teronan, Masyarakat Desa Mojo, Ngawi %P 183 %T TRADISI TERONAN BAGI MASYARAKAT DESA MOJO KECAMATAN BRINGIN KEBUPATEN NGAWI JAWA TIMUR %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49147/ %X Masyarakat Desa Mojo Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi Jawa Timur memperingati hari lahir mereka menurut weton lahir dalam kalender Jawa, mereka memperingati hari lahir tersebut dengan cara melakukan tradisi Teronan. Hampir seluruh masyarakat di Desa Mojo tersebut melakukan tradisi teronan tersebut. Weton lahir disini adalah hari lahir seseorang dengan pasarannya (Legi, Paing, Pon, Wage, Kliwon). Dalam memperingati tradisi teronan ini banyak yang harus disiapkan seperti bunga tuju rupa yang sering dibuat ziarah ke makam,tumpeng , jenag sengkolo yang terbuat dari beras, dan tak lupa air yang ditaruh kedalam gelas, semua hal tersebut harus di persiapkan diwaktu tradisi teronan berlanngsung , tradisi teronan juga menggunakan doa-doa dalam bahasa jawa . Dari uraian yang peneliti sampaikan peneliti bermaksud untuk menggungkap atau mencari tahu apa yang melatarbelakangi masyarakat desa Mojo tersebut melakukan tradisi teronan tersebut dan mengapa tardisi Teronan tersebut harus diperingati setiap weton lahir dalam kalender jawa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dengan menggunakan pendekatan antropologi model pendekatan antropologi dengan menggunakan pengamatan terlibat langsung didalam objek yang diteliti atau sering disebut dengan participant observation. Sumber data penelitian terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder, sumber data primer diperoleh dari informan dalam wawancara dan hasil pengamatan. Adapun data sekuder diperoleh dari data dokumen tertulis dari instansi dan foto serta hasil rekaman yang relevan dengan tema penelitian . Dalam penelitian ini penulis menggunakan Mercea Eliade Yang Sakral dan Yang Profan. Masyarakat Desa Mojo masih memperingati Tradisi Teronan hingga sekarang ini dikarenakan mereka mempercayai bahwa ketika Tradisi Teronan dilakukan masyarakat Desa Mojo akan diberikan keselamatan dan akan dijaukan dari marabahaya oleh Allah,secara tidak langsung Tradisi Teronan adalah sarana Islam jawa untuk melakukan doa yang mereka yakini pada peringatan Tradisi Tersebut doa yang mereka minta akan lebih cepat dikabulkan oleh Allah dan Tradisi xiii Teronan tersebut harus diperingati disetiap Weton lahir dalam kalender jawa karena masyarakat Desa Mojo meyakini bahwa weton lahir dapat mengatur kehidupan manusia, setiap apa yang akan dilakukan oleh orang jawa pasti ada perhitungannya dan yang menjadi patokan perhitungan tersebut adalah weton lahir seperti ingin mengadakan hajatan pernikahan, dalam menentukan jodoh, dalam mencari rizki, dan untuk megetahui watak seseorang bisa juga menggunakan perhitungan weton lahir, jika Tradisi Teronan tersebut tidak lakukan maka orang tersebut akan terkena musibah. %Z Pembimbing : Dr. H. Ahmad Singgih Basuki, M.A