eprintid: 49177 rev_number: 13 eprint_status: archive userid: 111 dir: disk0/00/04/91/77 datestamp: 2022-02-10 05:38:29 lastmod: 2022-02-10 05:38:43 status_changed: 2022-02-10 05:38:43 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Haris Fatwa Dinal Maula, NIM. 15530080 title: PENAFSIRAN QS. YUSUF: 55 TENTANG MEMINTA JABATAN (Pendekatan Tafsir Kontekstual Abdullah Saeed) ispublished: pub subjects: 2x1.3 divisions: jur_ial full_text_status: restricted keywords: Jabatan, al-Qur’an, Tafsir, Pendekatan Kontekstual, Demokrasi note: Pembimbing : Lien Iffah Naf’atu Fina, S. Th. I., M. Hum. abstract: Manusia diberi kemerdekaan oleh Allah جل جلاله untuk berkuasa di muka bumi. Implementasinya bisa bermacam-macam, salah satunya adalah beragam sistem politik dan pemerintahan di suatu negara. Bentuk implementasi itu menciptakan sebuah fenomena mencalonkan diri atau meminta suatu jabatan dalam suatu pemerintahan. Fenomena ini ternyata melahirkan beragam pendapat dan stigma negatif, yaitu mencalonkan diri sebagai pemimpin sebagian besar timbul dari gejolak hawa nafsu. Hal ini diutarakan oleh pendapatpendapat ulama’ dan hadis-hadis Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم di berbagai riwayat. Realitas politik yang semakin berkembang dari masa ke masa juga cenderung memunculkan keegoisan dan ketamakan penguasa yang dimulai dari pencalonan diri sebagai pemimpin bahkan perebutan kursi kekuasaan. Di sisi lain, QS. Yusuf: 55 berbicara tentang fenomena meminta jabatan yang dilakukan oleh Nabi Yusufq pada masa itu kepada Raja untuk menjabat sebagai salah satu menteri Mesir. Nilai episode kisah tersebut menimbulkan kontradiksi dengan stigma meminta jabatan yang telah terbangun. Perdebatan di kalangan mufasir pun muncul mengenai konsep meminta jabatan ini. Diskursus mufasir mengenai hal ini berkembang seiring dengan perkembangan era dan periode penafsiran serta konteks yang dinamis dimana para mufasir hidup. Bagaimana mungkin nilai al-Qur’an yang terkandung dalam ayat kisah, yang justru banyak mengandung nilai dan nasihat, tersebut bisa bertentangan dengan pendapat-pendapat ulama’, hadis Nabi صلى الله عليه وسلم, dan realitas saat ini. Apakah gagasan meminta jabatan bisa relevan dengan zaman modern dengan stigma-stigma negatif yang mengiringinya. Teori yang digunakan dalam menggali nilai ideal moral adalah pendekatan tafsir kontekstual milik Abdullah Saeed. Teori milik Abdullah Saeed dinilai mampu menghasilkan data-data yang lebih komprehensif. Signifikansi yang menjadi fokus tujuan dari penelitian ini adalah menggali nilai etika yang muncul dalam ayat kisah. Pendekatan kontekstual Abdullah Saeed memfasilitasi segala proses pengolahan data secara sistematis dan gamblang. Nilai etis yang muncul nantinya akan menjadi pedoman kontekstualisasi dan relevansi dengan sistem meminta jabatan di zaman modern. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, QS. Yusuf: 55 memiliki dua konteks, yaitu konteks Nabi Yusuf dan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Adapun makna historis dari ayat tersebut ditambah dengan analisis berbagai penafsiran dan analisis teori pendekatan kontekstual Abdullah Saeed adalah sebuah kekuasaan bisa digunakan sebagai upaya untuk menjaga maslahat umat. Walaupun konteks penerima pertama berbeda, namun nilainya tetaplah sama. Kekuasaan dan maslahat umat bisa berbentuk apapun tergantung dengan konteksnya. Pada intinya nilai idea moral bisa relevan dengan semua sistem pengangkatan pemimpin, terutama pemilu di Indonesia, selama bisa mengatasi problema yang terjadi dalam masyarakat date: 2019 date_type: published pages: 158 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Haris Fatwa Dinal Maula, NIM. 15530080 (2019) PENAFSIRAN QS. YUSUF: 55 TENTANG MEMINTA JABATAN (Pendekatan Tafsir Kontekstual Abdullah Saeed). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49177/1/1520510078_BAB-I_IV-atau-%20V_%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49177/2/1520510078_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf