%0 Thesis %9 Skripsi %A Rohmatun Nafi’ah, NIM.: 17105010007 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2022 %F digilib:49287 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Hasan Hanafi, Kiri Islam dan Reaktualisasi Khazanah Islam Klasik, muslim Uyghur, Pemerintahan China %P 110 %T TELAAH KRITIS PERISTIWA PENINDASAN MUSLIM UIGHUR CHINA TAHUN 1980AN-2018 PERSPEKTIF KIRI ISLAM HASSAN HANAFI %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49287/ %X Tulisan ini membahas tentang fenomena diskriminasi Muslim Uighur China yang dikaitkan dengan salah satu konsep Kiri Islam Hasan Hanafi yakni dengan menggunakan Kiri Islam dan reaktualisasi khazanah keilmuan Islam Klasik. Pengkajian terhadap konsep Kiri Islam Islam membantu penulis untuk menganalisis tragedy diskriminasi yang terjadi di Xianjiang China yang di lakukan oleh pemerintahan China terhadap umat Islam. Rumusan masalah yang akan dikaji dalam skripsi ini yakni Bagaimana fenomena kekerasan yang terjadi pada Muslim Uighur China tahun 1980an-2018? Bagaimana relevansi antara kasus Penindasan Kaum Muslim Uighur China dengan perspesktif Kiri Islam Hasan Hanafi ? Kajian ini merupakan kajian filosofis menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif –analisis dengan sumber primer berupa surat kabar resmi dari berbagai sumber beberapa diantaranya CNN, Aljazera, BBC Indonesia dll yang didukung dengan sumber data skunder berupa artikel, video, berita, jurnal, buku, dll sebagai sumber tambahan. Hasil penelitian penulis meunjukkan bahwa dengan menggunakan Kiri Islam dan reaktualisasi khazanah keilmuan Islam Klasik. Muslim Uyghur memiliki kesempatan untuk terbebas dari penindasan yang dilakukan oleh pemerintahan China apabila mereka menggunakan rasionaitas sebagai pijakan awal untuk terbebas dari diskriminasi. Muslim Uyghur harus membangun pola berfikir yang rasional karena akal dapat menilai sebagai hal positif dan hal negative. Pentingnya akal adalah untuk membangun pengetahun keagamaan dan menegakkan keadilan. Konsep ini diusung oleh Hasan Hanafi dalam membumikan nilai-nilai Islam yakni menggunakan teologi pembebasan. Dalam situasi ini masyarakat Uighur secara serentak harus berani mengambil risiko untuk menentang keadilan supaya dapat memiliki kebebasan dalam hal apapun terlebih dalam melaksanakan keagama. %Z Pembimbing : Rizal Al Hamid, M.Si