@phdthesis{digilib49560,
           month = {December},
           title = {FATWA MUI NO. 14 TAHUN 2020 TENTANG PENYELENGGARAAN
IBADAH DALAM SITUASI TERJADI WABAH COVID-19 DI ERA
KENORMALAN BARU PERSPEKTIF MAQASHID ASY-SYARI?AH},
          school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA},
          author = {NIM: 17103070011 AXTRIA PRATIWI TELAUMBANUA},
            year = {2021},
            note = {Dr. MOH TAMTOWI, M.Ag},
        keywords = {Fatwa MUI, Covid-19, Kenormalan Baru, Maqashid Syari?ah, Hifdz
Nafs},
             url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49560/},
        abstract = {Fatwa merupakan sebuah alat yang dikeluarkan oleh MUI (Majelis Ulama 
Indonesia) tuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam setiap pengeluaran fatwa
sangat sering terjadi berbagai macam respon masyarakat muslim, ada yang Pro
dan ada yang Kontra dalam menyikapi fatwa yang dikeluarkan. Setiap fatwa yang
dikeluarkan oleh MUI memiliki implikasi yang dapat mempengaruhi berbagai
macam sektor dan bidang. Seperti Fatwa MUI No.14 Tahun 2021 tentang
pembatasan shalat berjama?ah yang telah dikeluarkan oleh MUI guna pencegahan
dan penanggulangan penyebaran Covid-19. Ternyata dalam pengeluaran fatwa ini
menimbulkan banyak sekali berdebatan didalamnya. 
Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif. Dimana dalam
pengumpulan data-datanya yaitu menggunakan metode pengumpulan data pustaka
(library reseach) dengan membaca dan mencatat serta mengolah bahan
penelitiannya. Penelitian ini diperoleh dari berbagai macam sumber-sumber
seperti Al-Qur?an, jurnal, buku, dan data elektronik lainnya. Pendekatan yang
digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan normatif dan menggunakan
perspektif Maqashid Asy-Syari?ah sebagai pisau analisis untuk menajawab segala
permasalahan dalam skripsi ini. 
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis berkesimpulan
bahwasannya diperlukan adanya kebijakan pemerintah yang tidak terkesan labil
dalam menanggulangi wabah Covid-19 ini, serta harus adanya kejalasan dan
kesadaran bagaimana seharusnya umat Islam bersikap dalam menghadapi
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan fatwa yang dikeluarkan
oleh MUI. Oleh karena itu, jika dilihat dari sudut pandang Maqashid Syari?ah,
fatwa tentang pembatasan melaksanakan shalat berjama?ah dimasjid cukup
menjawab kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul dibenak umat muslim
Indonesia}
}