TY - THES N1 - Pembimbing: 1. Drs. H. Fuad Zein, MA. 2. Fatma Amilia, S.Ag. ID - digilib4975 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4975/ A1 - MUHIYARNI, NIM. 97382798 Y1 - 2015/01/28/ N2 - ABSTRAK Menurut pendapat Sayyid Qutb bahwa dalam bidang ekonomi seseorang tidak boleh memaksakan diri berhutang sebelum ia meninjau terlebih dahulu kekayaan yang dimilikinya, masih cukup atau memang tidak mencukupi. Demikian pula halnya dengan negara, suatu negara tidak boleh mengimpor barang dari negara lain sebelum ia meninjau kekayaan yang dimilikinya, dan juga kemampuan yang ada padanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), dan tipe penelitiannya bersifat preskriptif. Data-data yang dikumpulkan bersumber dari data primer dan sekunder, dan kemudian dianalisis secara kualitatif dengan interpretasi logis melalui klasifikasi hukum Islam, yaitu maslahat atau madarat. Adapun metode yang digunakan dalam analisis data adalah induksi dan deduksi dengan menggunakan pendekatan normative. Menurut ulama kontemporer bahwa bunga yang diperbolehkan hanyalah bunga pinjaman produktif, bukan konsumtif, sebagaimana dipraktekkan pada bank konvensional. Dalam transaksi hutang piutang antar negara, negara peminjam biasanya negara berkembang yang dalam keadaan mendesak membutuhkan banyak dana, sehingga persyaratan apapaun yang ditetapkan oleh negara kreditur tidak akan banyak dipertimbangkankarena negara peminjam tidak mempunyai bargaining position sama sekali. Pemanfaatan hutang luar negeri oleh Indonesia tidak memihak pada kepentingan rakyat banyak sehingga menimbulkan kesengsaraan. Hutang luar negeri dipandang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dasar perekonomian Islam. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - Hutang KW - negara maju KW - negara berkembang KW - ekonomi Islam M1 - skripsi TI - PEMBERIAN HUTANG NEGARA MAJU KEPADA NEGARA BERKEMBANG DALAM PERSPEKTIF SISTEM EKONOMI ISLAM AV - restricted ER -