%0 Thesis %9 Skripsi %A Fiqi Munayah, NIM.: 16250017 %B FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI %D 2022 %F digilib:49808 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K one command; one rule; one corps; penanggulangan bencana alam; fase prabencana; TAGANA %P 132 %T PENERAPAN PRINSIP ONE COMMAND, ONE RULE, ONE CORPS SEBAGAI BUDAYA ORGANISASI DALAM PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM FASE PRABENCANA OLEH TARUNA SIAGA BENCANA (TAGANA) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49808/ %X Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip one command, one rule, one corps serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penanggulangan bencana alam fase prabencana oleh TAGANA Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi masih terdapatnya anggota TAGANA yang belum memahami ketugasan TAGANA secara utuh, seperti kelirunya mensosialisasikan kebencanaan dengan tahapan penanganan yang seharusnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori budaya organisasi dan teori penanggulangan bencana. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan pemilihan tujuh informan berdasarkan kebutuhan data yang ingin diperoleh. Untuk menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan triangulasi sumber serta teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah diterapkannya Prinsip One Command, One Rule, One Corps dengan tinjauan budaya organisasi oleh Luthans ada empat indikator, yakni; filosofi, norma, aturan dan kerja sama. Selain itu, terdapat lima faktor pendukung keberhasilan TAGANA, yakni; perolehan fasilitas-fasilitas utama, peran Dinas Sosial sebagai pembina, pengawasan kegiatan dan penyedia kebutuhan, peran anggota yang profesional, peran masyarakat dalam menjaga relasi serta manajemen TAGANA. Adapun faktor penghambatnya terbagi menjadi dua, yakni; secara internal TAGANA bahwa belum maksimalnya kehadiran anggota pada saat kegiatan, masih adanya anggota yang belum memahami ketugasan TAGANA maupun pemahaman ilmu kebencanaan yang kurang tepat, secara eksternal TAGANA, bahwa masih kelirunya masyarakat akan fungsi dan tugas TAGANA dan masih terdapat kurangnya partisipasi masyarakat terhadap urgensi tindak lanjut pemahaman kebencanaan. %Z Pembimbing: Andayani, SIP, MSW