%0 Thesis %9 Skripsi %A Dzurrotul Arifah, NIM. 15551018 %B Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam %D 2019 %F digilib:49817 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K aplikasi teori common link g.h.a. juynboll, terhadap hadis %P 124 %T APLIKASI TEORI COMMON LINK G.H.A. JUYNBOLL TERHADAP HADIS “KEUTAMAAN MENYAMPAIKAN SABDA NABI” %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49817/ %X Para orientalis –termasuk G.H.A. Juynboll- memiliki pandangan berbeda dengan ulama muslim mengenai asal-usul dan otentisitas hadis. Ulama muslim berpendapat bahwa hadis yang terdapat dalam kitab kanonik merupakan otentik dari Nabi, terlebih jika berstatus mutawa>tir. Sedangkan Juynboll berpendapat bahwa tidak semua hadis dalam kitab kanonik merupakan otentik dari Nabi, dan ke-mutawa>tir-an sebuah hadis tidak menjamin bahwa hadis tersebut benar-benar berasal dari Nabi. Penelitian ini menguji hadis “Keutamaan Menyampaikan Sabda Nabi” yang dinilai mutawa>tir dan otentik dari Nabi oleh mayoritas ulama muslim. Hadis ini juga merupakan salah satu sumber legitimasi umat Islam bahwa penyebaran hadis sudah digalakkan sejak masa Nabi. Kegelisahan penulis adalah, apakah hadis ini akan bernilai sama jika diteliti menggunakan teori common link G.H.A. Juynboll? Ada tiga hadis yang diteliti dalam penelitian isna>d dan matan yaitu, hadis “nad}d}aralla>hu `amra>n sami‘a minna> hadi>s|a>n…”, “balligu> ‘anni> walau> `a>yah…”, dan “Liyablug al-Sya>hidu…”. Dari hasil penelitian, penulis menemukan common link tertua (the real common link) dari hadis “Keutamaan Menyampaikan Sabda Nabi” yaitu ‘Abd al-Rah}ma>n ibn ‘Abd Alla>h ibn Mas‘u>d (w. 79 H). Dengan demikian, penulis berkesimpulan bahwa hadis di atas mulai menyebar di Kufah pada masa ‘Abd al-Rah}ma>n ibn ‘Abd Alla>h ibn Mas‘ud yang hidup dari kuartal kedua hingga kuartal terakhir abad ke-1 H, sebelum beliau wafat pada tahun 73 H. Seiring berjalannya waktu, ungkapan tersebut diulangi dan diriwayatkan kembali oleh periwayat lainnya bahkan bisa jadi dimasukkan dalam konteks yang baru. Penulis menemukan ciri yang menonjol secara tekstual dari hadis di atas yaitu padanan kata dari balaga (menyampaikan) dan lafaz} “… farubba muballigi>n `aw‘a> min sa>mi‘i>n”. Konsekuensinya adalah bagian otentik yang berasal dari common link tertua terdapat pada perintah atau anjuran meyampaikan sabda Nabi, serta ungkapan yang menyatakan bahwa bisa jadi seorang penyampai hadis lebih faqi>h dari yang mendengarkan. Sedangkan ungkapan-ungkapan lain dalam masing-masing hadis di atas merupakan rekayasa dari periwayat yang ada setelahnya. Temuan ini berkesesuaian dengan pernyataan Juynboll bahwa hadis baru mulai digalakkan pada masa ta>bi’i>n ke belakang, mengingat ‘Abd al-Rah}ma>n ibn ‘Abd Alla>h ibn Mas‘u>d merupakan seorang ta>bi’i>n senior. Dengan menggunakan teori common link hadis tersebut tidak lagi berstatus mutawa>tir dan otentik dari Nabi, melainkan sebuah ungkapan yang disebarkan oleh seorang ta>bi‘i>n senior. Dengan menggunakan hadis tersebut, teori beserta temuan-temuan Juynboll tentang asal-usul dan otentisistas hadis tidak dapat dipatahkan, bahkan terlihat mendukung pernyataan-pernyataan Juynboll tentang asal-usul dan otentisitas hadis apabila diteliti menggunakan teori common link dan analisis isna>d-nya. %Z Pembimbing : Subkhani Kusuma Dewi,