%0 Book Section %A Muhammad Rosyid Ridla, - %B DIORAMA: Kumpulan Naskah Ceramah dan Khutbah %C Yogyakarta %D 2021 %F digilib:50085 %I Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI) %K Ceramah, Khutbah, Al Qur'an %P 118-124 %T MANUSIA DALAM PANDANGAN ALQUR’AN %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50085/ %V Cet. 1 %X Kajian mengenai manusia telah dicoba dijawab oleh para ahli fikir terdahulu. Aristoteles (384-322 SM) menitik beratkan pembahasannya pada kemampuan manusia berfikir dan berkodrat hidup dalam masyarakat. Manusia menurut Aristoteles dikatakan sebagai animal rational dan homo socius. Sedangkan Ernst Cassirer menitik beratkan pada keistimewaan manusia didalam menggunakan simbol-simbol. Manusia dikatakan olehnya sebagai animal simbolicum, (Mulkhan, 1996) bahkan Julian Offroy de Lamettrie (1709- 1751) menyatakan: tidak terdapat perbedaan antara manusia dengan binatang, karenanya manusia adalah suatu mesin. Kenyataan ini menyebabkan para ahli menambah beberapa sifat lain untuk membedakannya dengan binatang, diantaranya: manusia adalah binatang berekonomi (homo economicus), binatang yang bekerja (homo faber), binatang yang bisa beragama (homo religius) dan sebagainya (Zaini & Seta, 1986). Dari beberapa kajian tersebut nampak bahwa pengertian para ahli fikir tentang manusia hanya menitik beratkan bahasanya pada salah satu sisi dari konsep tentang manusia.