TY - THES N1 - Pembimbing: Dr. Ahmad Bunyan Wahib, M.Ag.,MA ID - digilib50498 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50498/ A1 - Yulmitra Handayani, NIM.: 18203010023 Y1 - 2020/05/22/ N2 - Menyoal adat Minangkabau dengan kekerabatan matrilinealnya selalu manarik untuk ditelisik. Sebagai sumber kearifan yang tinggi (the ultimate source of wisdom) perempuan Minangkabau memegang tampuk peradaban sekaligus penjamin eksistensi ketahanan adat matrilinealnya. Tidak berlebihan rasanya menjadikan perempuan sebagai simbol keagungan sistem ini yang telah berkontribusi dalam membentuk dan membangun identitas masyarakat Minangkabau. Faktualnya, otoritas yang dimiliki oleh perempuan Minangkabau tidak serta merta mampu menjadi dasar pijakannya untuk bertindak atau mengambil keputusan, sebagaimana potret fenomena istri di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat ini yang tetap mempertahankan rumah tangganya bersama suami narapidana. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini ingin melihat bentuk pertahanan serta alasan-alasan istri yang tetap mempertahankan rumah tangganya. Setidaknya untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi hukum dengan kerangka konseptual tindakan sosial Max Weber yang dibagi kedalam empat polaritas tindakan, pertama tindakan tradisional, kedua tindakan rasionalitas instrumental, ketiga tindakan afektif dan yang terakhir adalah tindakan rasionalitas nilai. Di akhir konsep akan memaparkan rasional dan non-rasional dari tindakan. Sedangkan teori lainnya yang juga beririsan untuk melacak lebih lanjut sosio-kultural dari pemikiran informan digunakan teori sosiologi pengetahuan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang memotret secara mendalam fenomena para istri sebagai data primer dan didukung oleh literatur-literatur lain sebagai data sekunder. Penelitian ini menemukan bentuk pertahanan istri narapidana yang mempertahankan rumah tangganya dengan dua bentuk, pertama istri mengambil beban ganda (double bourdan). Keadaan suami narapidana juga menunut istri turut mengambil peran dalam menjadi kepala rumah tangga yang satu diantaranya berkewajiban mencari nafkah untuk penghidupan anak dan suami di dalam penjara. Kedua melibatkan keluarga luas dengan mencari dukungan materi maupun non-materil. Mengingat peran mamak terhadap dunsanak dan kemanakannya dengan memberikan perlindungan juga bimbingan atas segala yang diadukan kepadanya. Bentuk pertahanan ini pengejewantahan dari konsep pernikahan itu sendiri, yaitu mu?asyarah bil ma?ruf dalam relasi suami istri. Itu artinya, adanya sebuah fleksibilitas hak dan kewajiban suami istri yang berarti adanya kesalingan dan kerja sama terhadap upaya mempertahankan rumah tangga. Selanjutnya ditemukan alasan-alasan istri mempertahankan rumah tangga bersama suami narapidana yang terdiri dari: pertama tindakan tradisional yang kecendrungannya berdasarkan kebiasaan dan kesakralan adat Minangkabau. Kedua tindakan rasionalitas instrumental yang dimana isteri narapidana tersebut memiliki pertimbangan secara sadar (tanggungan anak, usia lanjut dan orientasi ekonomi). Ketiga tindakan rasionalitas nilai yang meyakini nilai-nilai secara keagamaan atau nilai etis menjadi tolak ukur dan keempat tindakan afektif yang hanya berfokus kepada emosional saja. Terkait aspek nalar dominasi pemahaman istri narapidana dengan konteks sosio-kultural di Minangkabau ini dipengaruhi oleh adanya pelanggengan sebuah tatanan ketahanan adat yang masih eksis dalam masyarakat Minangkabau, yaitu penguatan eksistensi ketahanan keluarga di Minangkabau dengan basis kaum. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Minangkabau KW - Istri KW - Narapidana KW - dan Tindakan Sosial M1 - masters TI - RASIONALITAS DAN TRADISIONALISME PEREMPUAN MINANGKABAU DALAM KETAHANAN RUMAH TANGGA (STUDI ISTRI NARAPIDANA DI KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT) AV - restricted EP - 169 ER -