@phdthesis{digilib50522, month = {May}, title = {PENGGUNAAN RAGAM QIRA?AT DALAM TAFSIR MARAH LABID LIKASYFI MA?NA AL-QUR?AN AL-MAJID KARYA NAWAWI AL-BANTANI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENAFSIRAN (STUDI AYAT-AYAT AHKAM SURAT AL-BAQARAH)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 16531015 Mas?udah}, year = {2020}, note = {Pembimbing: Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, S. Ag, M.Ag.}, keywords = {Qira?at, Nawawi al-Bantani, Tafsir Mara{\d h} Labid}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50522/}, abstract = {Sebagai salah satu cabang dari ul{\=u}m al-Qur?{\=a}n, qir{\=a}?at merupakan salah satu altenatif untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur?an. Hal ini terlihat dari ragam qir{\=a}?{\=a}t yang terdapat dalam karya-karya tafsir sejak era klasik, seperti Tafsir Jami? al-Bayan ?an Ta?wil ay al-Qur?an karya Ibn Jarir al-Thabari hingga kitab tafsir era modern seperti Tafsir al-Manar karya Muhammad Abduh dan Rasyid Rida. Dalam konteks keindonesian terdapat kitab Tafsir Mar{\=a}{\d h} Lab{\=i}d Li Kasyfi Ma?na al-Qur?{\=a}n al-Maj{\=i}d yang ditulis oleh Nawawi al-Bantani. Kitab tafsir yang masuk kategori bi al-riw{\=a}yah ini menggunakan pendekatan gramatikal (kebahasaan) salah satunya qir{\=a}?{\=a}t untuk alat bantu penasifran. Selain itu, kitab ini memiliki corak fikih untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap ayat-ayat a{\d h}k{\=a}m. Penggunaan ragam qir{\=a}?{\=a}t dalam karya-karya tafsir ada kalanya berkaitan dengan aspek lahjah sehingga tidak berimplikasi terhadap penasiran, namun adakalanya berkaitan dengan aspek substansi lafa{\d z} sehingga berimplikasi terhadap penafsiran. Skripsi ini membahas tentang penggunaan ragam qir{\=a}?{\=a}t dalam kitab Mar{\=a}{\d h} Lab{\=i}d dan implikasinya terhadap penafsiran (Studi ayat-ayat a{\d h}k{\=a}m surat al-Baqarah). Permasalahan pokok yang menjadi kajian pembahasan adalah: Pertama, Bagaimana penggunaan ragam qir{\=a}?{\=a}t dalam Kitab Tafsir Mar{\=a}{\d h} Lab{\=i}d Likasyfi Ma?na al-Qur?{\=a}n al-Maj{\=i}d pada ayat-ayat a{\d h}kam Surat al-Baqarah. Kedua, Bagaimana ilmplikasi perbedaan qir{\=a}?{\=a}t terhadap penafsiran dalam Kitab Tafsir Mar{\=a}{\d h} Lab{\=i}d Likasyfi Ma?na al-Qur?{\=a}n al-Maj{\=i}d pada ayat-ayat a{\d h}kam Surat al-Baqarah. Dalam hal ini penulis memfokuskan kajian analisis berupa analisis linguistik, sumber dan hukum Dengan menggunakan pendekatan historis-filosofis dan metode deskriptif-analisis (aspek linguistik, sumber atau riwayat dan hukum) pada ayat-ayat hukum yang dipetakan ke dalam beberapa tema, yaitu diskursus ibadah, mu?amalah, makanan dan minuman halal-haram, hubungan suami istri dan keluarga, dan diskursus tentang jihad, dihasilkan kesimpulan: Pertama, Nawawi al-Bantani menyebutkan 64 ragam qir{\=a}?{\=a}t dalam Mar{\=a}{\d h} Lab{\=i}d pada ayat-ayat hukum surat al-Baqarah dengan kualifikasi 50 berkualitas mutawatirah dan 14 berkualitas sya{\.z}{\.z}ah. Kedua, ragam qir{\=a}?{\=a}t tersebut tidak semua memberikan implikasi terhadap penafsiran. Qir{\=a}?at yang memberikan implikasi gramatikal tanpa adanya perbedaan penafsiran seperti bacaan ?????? ???? ???????? dibaca ?????? ???? ??????? (Q.S.Al-Baqarah: 229). Qir{\=a}?at yang memberikan implikasi terhadap penafsiran seperti bacaan ???? ???????? ?????? dibaca ???? ???????? ?? ??? (Q.S. Al-Baqarah: 124). Qir{\=a}?at yang memberikan implikasi terhadap istinbat hukum seperti bacaan ?????? ?????????? dibaca ?????? ??? ??? ???? (Q.S. Al-Baqarah: 222).} }