@phdthesis{digilib5058, month = {November}, title = {HADIS HADIS MUSYKIL TENTANG MENYERBUK POHON KURMA (STUDI KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS RIWAYAT MUSLIM)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { AKHMAD ZAMRONI - NIM. 94531805 }, year = {2010}, note = {Pembimbing: 1. Drs. H. fauzan Naif, M.A. 2. Drs. Muhammad Yusuf, M.Si.}, keywords = {hadis Musykil , Pohon Kurma}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5058/}, abstract = {Hadis-hadis tentang menyerbuk pohon Kurma adalah satu dari sekian potret musykil yang berkaitan dengan akidah, rasio dan ilmu pengetahuan yang memerlukan keterangan lebih lanjut. Penjelasannya adalah bahwa menurut al Qur'an, Nabi Muhammad SAW selain dinyatakan sebagai Rasulullah SAW, juga dinyatakan sebagai manusia. Dalam sejarah Nabi Muhammad SAW berperan dalam banyak fungsi, antara laian sebagai Rasulullah SAW, kepala Negara, pemimpin masyarakat, panglima perang, hakim dan pribadi. Ketika berinteraksi denga umatnya sering Rasulullah SAW sering membawa misi wahyu dari Allah SWT, namun pada saat lain terkadang juga muncul sifat-sifat kemanusiaan nabi. Penelitian ini bertujaun untuk mengetahui nilai validitas hadis musykil riwayat Muslim tentang menyerbuk pohon kurma, sehingga dapat mengambil sikap terhadap kehujjah-an hadis tersebut; mengetahui berbagai macam pendapat para ahli hadis terhadap tiga hadis musykil tentang menyerbuk pohon kurma. Mengetahui berbagai macam teori-teori biologi berkenaan penyerbukan tanaman. Metode dan pendekatan yang di dalam penelitian ini adalah metode takhrij al hadis, pendekatan kritis hadis. Kesimpulan penelitian ini adalah hadis musykil tentang menyerbuk pohon kurma yang diriwayatkan oleh Imam Muslim adalah shahih baik dari segi sanad dan matan. Sedangkan kebanyakan para ahli hadis menerima ke-hujjah-an hadis musykil tentang menyerbuk pohon kurma. Sedangkan ditinjau dari sgi ilmiah, dalam teori ilmu Botani bahwa pohon kurma adalah pohon yang tidak dapat menghasilkan produksi buah yang lebat tanpa menggunakan system penyerbukan (perkawinan) silang. Metode penjelasan dari hadis-hadis musykil tidak hanya terfokus kepada pemahaman secara tekstual (tersurat) saja, akan tetapi lebih jauh dibutuhkan pemahaman secara kontekstual (tersirat). div } }